Produksi Biomassa dan Peletisasi Mucor irregularis JR 1.1 dengan Penambahan Talc sebagai Mikropartikel

Anisya Chindyastuti, Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si.

2023 | Skripsi | BIOLOGI

Kapang oleaginous mampu mengakumulasi lipid 20% hingga 60?ri berat keringnya. Kemampuan produksi lipid tersebut menjadi menjadi solusi alternatif dalam kemajuan bidang biodiesel. Isolat JR 1.1 teridentifikasi sebagai Mucor irregularis. Penambahan mikropartikel talc dapat mengontrol pertumbuhan dan meningkatkan produksi biomassa pada beberapa strain kapang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek penambahan talc terhadap produksi biomassa dan pembentukan pelet isolat kapang JR 1.1. Uji pendahuluan menunjukkan isolat JR 1.1 mampu membentuk pelet pada medium yang diberi tambahan talc dengan variasi 0 (g/L), 1 (g/L), 2 (g/L), 3 (g/L). Perlakuan talc 2 (g/L) menunjukkan hasil paling optimal. Pengamatan mikroskopis menunjukkan pelet terlihat lebih kompak seiring meningkatnya konsenrasi talc pada medium.  Produksi biomassa dan pengukuran diameter pelet dilakukan dengan variasi inkubasi 0 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam, dengan konsentrasi talc pada medium sebesar 2 (g/L). Produksi biomassa mencapai angka tertinggi pada waktu inkubasi 72  jam yaitu sebesar 3.09±0.43 (g/L). Diameter pelet tertinggi diperoleh pada waktu inkubasi 48 jam yaitu sebesar 1.27 mm.  

Oleaginous molds are able to accumulate lipids 20% to 60% of their dry weight. This lipid production capability is an alternative solution in the advancement of the biodiesel field. Isolate JR 1.1 was identified as Mucor irregularis.  The addition of talc microparticles can control growth and increase biomass production in some mold strains. This study was conducted to determine the effect of talc addition on biomass production and pellet formation of JR 1.1 mold isolate. Preliminary test show that isolate JR 1.1 is able to form pellets on medium added with talc with variations of 0 (g/L), 1 (g/L), 2 (g/L), 3 (g/L). The addition 2 (g/L) of talc showed the most optimum results. Microscopic observations showed that the pellets looked more compact as the talc concentration in the medium increased. Biomass production and pellet diameter measurements were carried out with incubation variations of 0 hours, 24 hours, 48 hours and 72 hours, supplemented with 2 (g/L) of talc concentration in the medium. Biomass production reached the highest number at 72 hours incubation time of 3.09±0.43 (g/L). The highest pellet diameter was obtained at 48 hours incubation time which amounted to 1.27 mm.

Kata Kunci : Oleaginous, Mucor irregularis, mikropartikel, pelet, biomassa / Oleaginous, Mucor irregularis, microparticles, pellet, biomass