Eskalasi Konflik Laut Cina Selatan antara Cina dan Amerika Serikat dalam Perspektif Rivalitas Strategis

Naomi Vanessa, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, S.I.P., M.A.(IR)

2023 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Skripsi ini mengkaji eskalasi konflik Laut Cina Selatan (LCS) antara Cina dan Amerika Serikat (AS) dalam perspektif rivalitas strategis. Konflik LCS merupakan konflik berkepanjangan yang ditandai dengan klaim nine-dash line dari Cina yang mencakup hampir keseluruhan dari perairan tersebut. Lingkup waktu yang dipilih dibatasi dari era kepresidenan Xi Jinping (2013-sekarang) karena sejak era ini, Cina dinilai mengambil kebijakan yang lebih agresif untuk mempertahankan klaim tersebut. Di sisi lain, AS yang tidak berbatasan langsung dengan LCS, ikut terlibat dalam konflik ini sehingga terdapat dua negara besar yang memiliki kepentingan di perairan tersebut. Melalui perspektif rivalitas, eskalasi berpotensi besar terjadi karena konflik di LCS merupakan konflik teritorial yang terjadi dalam skenario rivalitas kedua negara. Hubungan rival dapat ditentukan dengan memenuhi tiga kriteria utama, yaitu (1) kompetitor, (2) ancaman, dan (3) musuh. Secara spesifik, kompetisi dan ancaman langsung yang ditunjukkan dalam bidang teknologi militer oleh kedua negara, sementara ancaman laten berupa aspek geo-politik dan geo-ekonomi dari LCS. Kompetisi teknologi militer berperan penting dalam menelusuri hubungan rivalitas kedua negara. Kapabilitas teknologi militer digunakan sebagai alat deterrence terhadap satu sama lain di perairan ini. 

This thesis examines the escalation of the South China Sea (SCS) conflict between China and the United States (US) from the perspective of strategic rivalry. The SCS conflict is a protracted conflict characterised by China's nine-dash line claim that covers almost the entirety of the waters. The scope of time chosen is limited to the Xi Jinping presidency (2013-present) because since this era, China is considered to have taken a more aggressive policy to defend the claim. On the other hand, the US, which is not directly adjacent to the LCS, is involved in this conflict so that there are two major countries that have interests in these waters. Through the perspective of rivalry, escalation has a high potential to occur because the conflict in the LCS is a territorial conflict that occurs in a rivalry scenario between the two countries. A rival relationship can be determined by fulfilling three main criteria, namely (1) competitor, (2) threat, and (3) enemy. Specifically, competition and direct threats are shown in the field of military technology by the two countries, while latent threats are in the form of geo-political and geo-economic aspects of the SCS. Military technology competition plays a significant role in tracing the rivalry between two countries. Military technology capability is utilized as a deterrence tool against one another in this conflict. 

Kata Kunci : Laut Cina Selatan, rivalitas, teknologi militer, Cina, Amerika Serikat