Gambaran Klinikopatologi Penyakit Kusta Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Pada Tahun 2017-2021
Haris Zulfan Alya Risqi, dr. Hanggoro Tri Rinonce, Ph.D, Sp.PA(K) ; dr. Flandiana Yogianti, Ph.D, Sp.DV ; dr. Paranita Ferronika, Sp.PA(K)., Ph.D
2023 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar belakang: Kusta Merupakan infeksi granulomatosa kronis menular yang menyerang kulit, saraf tepi, dan mukosa saluran pernafasan atas, yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Diagnosis kusta dapat ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis serta didukung diagnosis histopatologis yang didapatkan dari pemeriksaan jaringan secara mikroskopis untuk mengklasifikasikan bentuk kusta. Penyakit kusta secara klinis dapat ditandai dengan satu atau lebih dari tiga tanda kardinal kusta. Kusta juga dapat diklasifikasikan menjadi 6 bentuk berdasarkan kriteria klinis, histopatologis, dan imunologis, yaitu indeterminate leprosy (I), tuberculoid leprosy (TT), borderline tuberculoid (BT), borderline leprosy (BB), borderline lepromatous leprosy (BL), dan lepromatous leprosy (LL). Penderita kusta dibagi menjadi dua kelompok untuk tujuan terapi yaitu pausibasiler yang terdiri dari (I, TT, dan BT) dan multibasiler terdiri dari (BB,BL,dan LL).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi gambaran klinikopatologis penyakit kusta di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 1 Januari hingga 31 Desember 2021.
Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang. Sampel yang digunakan dalam penelitian inbi yaitu data klinis dan patologis pasien kusta di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang sudah diarsipkan sejak tanggal 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021. Pasien yang diambil sampelnya dalam penelitian ini yaitu pasien dengan usia 1-80 tahun
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan jumlah terdiagnosis kusta yaitu 97 orang yang didominasi oleh laki-laki berjumlah 60 (61,85%) dan perempuan berjumlah 37 (38,15%). Usia didominasi kelompok berusia 26-45 tahun dengan jumlah 38 orang (39,18%). Jenis penyakit kusta yang terbanyak yaitu kusta multibasiler (MB) dan tipe penyakit kusta paling banyak borderline lepromatous (BL) dengan jumlah 29 orang (29,89%), sedangkan yang paling sedikit yaitu indeterminate (I) dengan jumlah 4 orang (4,12%). Tampakan klinis paling banyak ditemukan yaitu warna putih kecoklatan yang kenyal berbentuk elips dengan predileksi terbanyak ditemukan pada lengan atas dan punggung. Tampakan histopatologi yang sering ditemukan pada epidermis yaitu pendataran rete ridge. Pada dermis paling banyak ditemukan yaitu granulomatosa berupa foamy makrofag dan limfosit. Tampakan histokimia yang paling sering ditemukan yaitu tidak ditemukanya bakteri tahan asam (BTA) dalam pemeriksaan.
Kesimpulan: Hasil dari penelitian yang berupa variasi tampakan klinis, histopatologis, histokimia, dan data demografi pada tiap tipe penyakit kusta memiliki kesamaan terhadap studi-studi lainya.
Background: Leprosy is a contagious chronic granulomatous infection that affects the skin, peripheral nerves, and upper respiratory tract mucosa, caused by Mycobacterium leprae. The diagnosis of leprosy can be made based on anamnesis and clinical examination and is supported by a histopathological diagnosis obtained from microscopic tissue examination to classify forms of leprosy. Leprosy can be clinically characterized by one or more of the three cardinal signs of leprosy. Leprosy can also be classified into 6 forms based on clinical, histopathological, and immunological criteria, namely indeterminate leprosy (I), tuberculoid leprosy (TT), borderline tuberculoid (BT), borderline leprosy (BB), borderline lepromatous leprosy (BL), and lepromatous. leprosy (LL). Leprosy patients were divided into two groups for therapeutic purposes, namely paucibacillary consisting of (I, TT, and BT) and multibacillary consisting of (BB, BL, and LL).
Purpose: This study aims to describe the variations in the clinicopathological features of leprosy in Dr. Sardjito Yogyakarta from 1 January to 31 December 2021.
Methods: The design of this study was cross-sectional. The samples used in the inbi study were clinical and pathological data of leprosy patients at Dr. Sardjito Yogyakarta which has been archived from 1 January 2017 to 31 December 2021. Patients who were sampled in this study were patients aged 1-80 years
Results: In this study, the number of leprosy diagnosed was 97 people, dominated by 60 men (61.85%) and 37 women (38.15%). Age was dominated by the 26-45 year old group with a total of 38 people (39.18%). The most common type of leprosy was multibacillary leprosy (MB) and the most common type of leprosy was borderline lepromatous (BL) with a total of 29 people (29.89%), while the least was indeterminate (I) with 4 people (4.12%). %). The most common clinical appearance is a brownish white color which is supple in the shape of an ellipse with the highest predilection found on the upper arms and back. The histopathological appearance that is often found in the epidermis is flattening of the rete ridge. In the dermis, the most commonly found are granulomatous in the form of foamy macrophages and lymphocytes. The most common histochemical appearance is the absence of acid-fast bacteria (AFB) on examination.
Conclusion: The results of the study in the form of variations in clinical appearance, histopathology, histochemistry, and demographic data for each type of leprosy have similarities to other studies.
Kata Kunci : Kusta, lepra, klinikopatologi, Mycobacterium leprae