Efek Paparan Dekokta Kulit Manggis Garcinia mangostana L. pada Kualitas Embrio dan Struktur Histologis Intestinum Ikan Wader Pari Rasbora lateristriata (Bleeker, 1854)
Luthfia Uswatun Khasanah, Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc.
2023 | Skripsi | BIOLOGI
Indonesia merupakan negara dengan
penggunaan obat herbal yang cukup tinggi. Pemanfaatan bahan alami dalam
pengobatan menjadi sering digunakan karena minimnya efek samping tidak
terkecuali kulit manggis. Namun, penggunaan kulit manggis sebagai obat herbal
dalam konsentrasi tinggi dapat memberikan efek toksisitas. Ikan wader pari (Rasbora
lateristriata Bleeker, 1854) merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di
sawah atau sungai serta dapat digunakan dalam penelitian toksisitas karena pada
fase embrio bersifat transparan sehingga mudah diamati. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan dan perbedaan konsentrasi dekokta
kulit manggis terhadap daya tetas telur, kelulushidupan (SR) dan frekuensi
denyut jantung ikan wader pari (Rasbora lateristriata) serta histologis intestinum
ikan wader pari yang terpapar dekokta kulit manggis. Penelitian ini menggunakan
embrio ikan wader yang diberi paparan dekokta Garcinia mangostana pada
embrio berumur 3,5-4 hpf. Sampel embrio yang digunakan berjumlah 200 embrio
yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Sampel embrio ikan wader pari diletakkan pada well
plate dengan masing-masing 10 embrio. Perlakuan diberikan sampai embrio
berusia 48 hpf dan dipelihara hingga 3 bulan untuk pengamatan histologi. Data
kuantitatif akan di analisis menggunakan one-way ANOVA. Frekuensi denyut
jantung, daya tetas, kelulushidupan (SR), jumlah sel goblet dan panjang vili diukur.
Ikan yang masih hidup dipelihara sampai hari terakhir exposure. Data kualitatif
berupa preparat histologis intestinum dengan metode parafin dan pewarnaan
Hematoksilin Eosin (HE) yang dijelaskan secara deskriptif. Hasil menunjukkan
bahwa konsentrasi 25 µg/mL beracun pada embrio wader pari berpengaruh terhadap
daya tetas, kelangsungan hidup, denyut jantung dan morfologi jantung. Pada
pengamatan histologis intestinum pada perlakuan terdapat kerusakan berupa
edema, lisis, vakuolisasi dan hemoragi.
Indonesia is a country with a fairly high
use of herbal medicines. The use of natural ingredients in medicine is often
used because of the lack of side effects, including mangosteen peel. However,
the use of mangosteen peel as an herbal medicine in high concentrations can
provide a toxicity effect. Wader ray fish (Rasbora lateristriata
Bleeker, 1854) is a type of freshwater fish that lives in rice fields or rivers
and can be used in toxicity research because in the embryonic phase it is
transparent so it is easily observed. The purpose of this study was to
determine the effect of exposure and differences in the concentration of
mangosteen peel. Decoction on egg hatchability, survival (SR) and heart rate
frequency of Wader Ray Fish (Rasbora lateristriata) and histological intestinum
of wader ray fish exposed to mangosteen peel decoction. This study used Wader
Fish embryos exposed to mangosteen peel decoction in embryos aged 3.5-4 hpf.
The embryo samples used amounted to 200 embryos divided into 5 treatment
groups. Wader ray embryo samples were
placed on a well plate with 10 embryos each. The treatment is given until the
embryo is 48 hpf old and maintained for up to 3 months for histological
observation. Quantitative data will be analyzed using one-way ANOVA. Heart rate
frequency, hatchability, survival rate (SR), number of goblet cells and villi
length were measured. Fish that are still alive until the last day of exposure.
Qualitative data in the form of intestinal histological preparations with
paraffin method and Haematoxylin Eosin (HE) staining which are explained
descriptively. The results showed that the concentration of 25 ?g/mL was toxic
in wader ray embryos affected hatchability, survival, heart rate and heart
morphology. In histological observation of the intestinum in the treatment
there is damage in the form of edema, lysis, vacuolization and hemorrhagy.
Kata Kunci : Wader Pari, dekokta, kulit Garcinia mangostana, embrio, Intestinum