Laporkan Masalah

Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Arimbi Melalui Program CSR Dewi Esamkid Pertamina DPPU Adisucipto

Gigih Prakoso, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.

2023 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Isu mengenai ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan masih menjadi isu yang penting dan kompleks untuk dapat segera diselesaikan. Meskipun telah banyak kesuksesan yang telah diraih, namun masih terdapat banyak rintangan dan ketidakadilan yang membatasi perempuan untuk dapat memaksimalkan potensinya, hal tersebut dapat diatasi salah satunya dengan melakukan pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan dapat berperan penting dalam mengubah persepsi sosial yang melibatkan aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Di Yogyakarta, banyak sekali langkah pemberdayaan dalam melakukan pemberdayaan bagi perempuan, salah satu contohnya adalah dengan diciptakannya KWT atau biasa yang disebut dengan Kelompok Wanita Tani, salah satu KWT yang sedang berkembang di Yogyakarta adalah Kelompok Wanita Tani Arimbi.

Dalam melakukan penelitian ini, dapat melihat proses dan juga hasil dari pemberdayaan perempuan yang dilakukan di KWT Arimbi. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan kapabilitas dengan melihat kapabilitas yang dimiliki seorang individu sebagai landasan dasar untuk dapat menganalisis proses dan juga hasil dari pemberdayaan yang terjadi di KWT Arimbi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan harapan untuk dapat menggambarkan proses dan hasil yang terjadi dengan jelas, dalam metode penelitian ini, digunakan proses pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara yang berjumlah sebanyak tiga belas informan yang terdiri dari sepuluh informan anggota KWT Arimbi yang terbagi dua pengurus inti dan delapan sebagai anggota KWT Arimbi, satu informan dari CSR Pertamina DPPU Adisucipto, satu informan dari Penyuluh Pertanian Lapangan, dan satu dari pemerintah desa Maguwoharjo. 

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang terjadi dapat dikatakan berhasil dengan cukup baik karena hasilnya adalah terjadinya peningkatan kapabilitas yang terjadi oleh para anggota KWT Arimbi dari sebelum mengikuti KWT Arimbi dan setelah mengikuti KWT Arimbi, seperti bertambahnya modal sosial mereka dalam melakukan kerja sama setelah mereka mengikuti kegiatan KWT Arimbi, terbentuknya jejaring sosial baru yang memungkinkan mereka sebagai akses untuk dapat menambah kapabilitas mereka, terjadinya penambahan pendapatan akibat adanya kegiatan ekonomi yang terjadi di KWT Arimbi seperti terjadinya kegiatan jual beli ketika musim panen, dan adanya divisi angkringan dan juga divisi katering yang selalu mendapatkan pesanan partai besar secara rutin pada saat acara kegiatan desa Sambilegi Kidul yang membuat penghasilan mereka bertambah. Meskipun begitu masih banyak yang perlu dibenahi dalam melakukan pemberdayaan perempuan di KWT Arimbi, seperti kurang aktifnya anggota KWT Arimbi dalam berpendapat, beberapa pelatihan masih dirasa susah untuk diterapkan bagi mereka, kurangnya keaktifan mereka dalam merawat tanaman, serta keterbatasannya lahan hijau yang ada di desa Maguwoharjo.

The issue of gender injustice experienced by women is still an important and complex issue that needs to be resolved immediately.  Even though much progress has been achieved, there are still many obstacles and injustices that limit women from being able to work to their full potential, one of which can be overcome by empowering women.  Empowering women can play an important role in changing social perceptions involving economic, social, political and cultural aspects.  In Yogyakarta, there are many empowerment steps in empowering women, one example is the creation of the KWT or commonly known as the Women Farmers Group, one of the KWTs that is currently developing in Yogyakarta is the Arimbi Farmers Women Group.

 In conducting this research, the writer will look at the process and also the results of women's empowerment carried out at KWT Arimbi.  This study uses the theory of capability approach by looking at the capabilities possessed by an individual as a basic foundation to be able to analyze the process and also the results of the empowerment that occurs in KWT Arimbi.  The method used in this research is qualitative descriptive in the hope of being able to describe the processes and results that occur clearly.  KWT Arimbi member informants divided into two core administrators and eight as KWT Arimbi members, one informant from CSR Pertamina DPPU Adisucipto, one informant from Field Agricultural Extension, and one from the local village government of Maguwoharjo.

Based on the research results, it shows that the empowerment process that occurs can be said to be successful quite well because the result is an increase in the capabilities that occur by members of KWT Arimbi from before joining KWT Arimbi and after participating in KWT Arimbi, such as increasing their social capital in carrying out  cooperation after they participated in KWT Arimbi activities, the formation of a new social network that allows them as access to be able to increase their capabilities, the occurrence of additional income due to economic activities that occur in KWT Arimbi such as buying and selling activities during the harvest season, and the existence of an angkringan division and  also the catering division which always gets orders for large parties regularly during Sambilegi Kidul village activities which makes their income increase.  Even so, there is still much that needs to be addressed in empowering women at KWT Arimbi, such as the lack of activeness of KWT Arimbi members in their opinions, some training is still difficult for them to implement, their lack of activity in caring for plants, and the limited green fields in Maguwoharjo village.

Kata Kunci : Pemberdayaan Perempuan, Pendekatan Kapabilitas, Kelompok Wanita Tani

  1. S1-2023-446153-abstract.pdf  
  2. S1-2023-446153-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-446153-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-446153-title.pdf