Laporkan Masalah

KAJIAN SEMANTIK NAMA UBARAMPE DALAM RITUAL LABUHAN MERAPI

Yanris Aji Ramadhan, Dr. Sulistyowati, M.Hum

2023 | Skripsi | SASTRA NUSANTARA

Labuhan Merapi terbentuk dari sebuah peristiwa yang mendasari terbentuknya tradisi ini. Tradisi Labuhan merapi merupakan sebuah ritual yang dilaksanakan setiap tahun oleh Keraton Ngayogyakarta, waktu pelaksanaanya menyesuaikan dari keputusan sultan yang sedang menjabat. Kebutuhan ritual Labuhan Merapi terdiri dari berbagai macam jenis benda, benda-benda tersebut sebagai syarat wajib dalam ritual Labuhan Merapi. Benda-benda yang digunakan dalam Labuhan Merapi ini disebut sebagai ubarampe, semua kebutuhan ubarampe diberikan atau disiapkan oleh pihak Keraton Ngayogyakarta, selanjutnya semua ubarampe ini dilabuh oleh juru kunci Gunung Merapi selaku pelaksana Labuhan Merapi. Berbgai macam benda yang digunakan dalam Labuhan Merapi ini adalah Klonyo, Sela ratus, Sinjang cangkring, Sinjang limaran, Sinjang kawung kemplang, Semekan gadhung, Semekan gadhung mlathi, Peningset udaraga, Dhestar Daramuluk, Kampuh poleng, Kembang setaman, Ses wangen, Yatra tindih. Benda-benda tersebut yang disebut sebagai ubarampe dan dilabuh di Gunung Merapi. 

Analisis yang dilakukan terhadap ubarampe Labuhan Merapi adalah pada nama yang digunakan. Nama yang digunakan dianalisis secara semantik dan morfologis, analisis morfologis meliputi nama ubarampe dengan susunan monomorfemis dan polimorfemis, kemudian pada susunan polimorfemis terbagi menjadi nama yang terbentuk dari bentuk bebas dan bentuk bebas berimbuhan, dan bentuk bebas dan bentuk bebas. Analisis secara semantics meliputi komponen pembentuknya, bentuk kebendaanya, ukuran, bahan, proses pembuatan, dan hubungan nama dengan wujudnya.

Labuhan Merapi was formed from an event that underlies the formation of this tradition. The Labuhan Merapi tradition is a ritual that is carried out every year by the Ngayogyakarta Palace, the time for its implementation adjusts from the decision of the sultan in office. The needs of the Labuhan Merapi ritual consist of various types of objects, these objects are mandatory requirements in the Labuhan Merapi ritual. The objects used in Labuhan Merapi are referred to as ubarampe, all ubarampe needs are provided or prepared by the Ngayogyakarta Palace, then all ubarampe are anchored by the caretaker of Mount Merapi as the executor of Labuhan Merapi. Various kinds of objects used in Labuhan Merapi are Klonyo, Sela hundred, Sinjang cangkring, Sinjang limaran, Sinjang kawung kemplang, Semekan gadhung, Semekan gadhung mlathi, Peningset airga, Dhestar Daramuluk, Kampuh Poleng, Kembang Setaman, Ses Wangen, Yatra tindhih. These objects are called ubarampe and are anchored on Mount Merapi.

The analysis carried out on the Labuhan Merapi ubarampe is on the name used. The names used were analyzed semantically and morphologically, morphological analysis included the name ubarampe with monomorphemic and polymorphemic arrangements, then in the polymorphemic arrangement it was divided into names formed from free forms and affixed free forms, and free forms and free forms. Semantic analysis includes its constituent components, material shape, size, material, manufacturing process, and the relationship between the name and its form.

Kata Kunci : ubarampe, Labuhan Merapi, morfologi, semantik.

  1. S1-2023-413422-abstract.pdf  
  2. S1-2023-413422-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-413422-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-413422-title.pdf