Laporkan Masalah

China’s Strategic Utilization of Victimhood Narrative as National Identity in Xi Jinping’s Peaceful Rise 2.0 Era

Almira Ramadhania, Nur Rachmat Yuliantoro

2023 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Kemunculan Cina sebagai bangsa yang sedang bangkit di dunia dewasa ini menuntut negara tersebut melakukan strategi yang efektif untuk menghadapi para pesaingnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Cina memanfaatkan narasi ‘korban’ dari sejarah penghinaan nasionalnya dalam membentuk kebijakan luar negeri di era Peaceful Rise 2.0. Abad Penghinaan, yang menandai kekalahan Cina dalam Perang Opium, telah menjadi pergantian sejarah yang krusial bagi Cina dalam menginisiasi mentalitas ‘korban’ terhadap bangsa Barat. Menggunakan teori dari Zheng Wang yang terdiri dari dua kerangka konseptual, yaitu Historical Memory and Collective Identity dan Three Causal Pathways of Belief, skripsi ini menemukan bahwa Cina telah secara strategis menggunakan narasi ‘korban’ dari Abad Penghinaan dalam membentuk kebijakan luar negeri dan konsepsi nasionalnya untuk menciptakan ruang politik internasional yang menguntungkan demi mengamankan kepentingan nasional. Kerangka pertama mengidentifikasi bagaimana Abad Penghinaan berperan dalam ingatan sejarah Cina yang secara signifikan membangun identitas bangsa, dilanjutkan dengan kerangka kedua yang menganalisis konsepsi, narasi, dan produk kebijakan luar negeri Cina saat ini sebagai hasil gagasan sejarah mengenai memori ‘korban.’ 

The emergence of China as the rising power in today’s world has demanded the country pursue an effective strategy against its competitors. This study aims to discover how China utilizes the victimhood narrative from the national humiliation history to shape its foreign policy in the Peaceful Rise 2.0 era. The century of humiliation as the remark of China’s defeat in the Opium War has become a crucial historical turnover for China that initiated the victim mentality towards the Western nations. Using the theoretical framework by Zheng Wang that consists of two conceptual frameworks, namely the historical memory and collective identity and three causal pathways of belief, the study discovers that China has strategically used the victimhood narrative from the century of humiliation in shaping its foreign policy and national conception to create a favourable international political sphere for securing its national interest. The first framework identifies how the century of humiliation plays a role in China’s historical memory that, significantly constructing the nation’s identity, then continued by the second framework that analyzes China’s current national conception, narratives, and foreign policy products as the result of ideas from the historical memory of victimhood.

Kata Kunci : Cina; Abad penghinaan; identitas; Xi Jinping; kebangkitan kembali.

  1. S1-2023-438488-abstract.pdf  
  2. S1-2023-438488-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-438488-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-438488-title.pdf