ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN KRITERIA DAYA SAING PORTER'S DIAMOND TERHADAP PERFORMA DAYA SAING INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) ALUMINIUM DI YOGYAKARTA

Bondan Indriaji, Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng.

2023 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI

Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki kontribusi yang besar terhadap kondisi perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja dan sumbangsih dari PDB Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Salah satu Provinsi yang terkenal akan sektor Industri Kecil Menengah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Industri Kecil Menengah aluminium yang sudah berdiri sekitar tahun 1976 dan berpusat di Kota Yogyakarta. Keberadaan IKM aluminium telah menyerap banyak tenaga kerja dan membantu menghidupi ribuan masyarakat di Yogyakarta. Namun, dalam perkembangannya keberadaan IKM aluminium di Yogyakarta memiliki beberapa masalah dalam pengembangan IKM yang berdampak pada daya saing seperti teknologi yang terbatas, modal, pemasaran, manajerial, SDM, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan itu diperlukan adanya suatu strategi peningkatan daya saing IKM dengan prioritas perbaikan yang tepat.    

Studi ini memiliki fokus penelitian pada analisis daya saing IKM aluminium di Yogyakarta dengan metode DEMATEL untuk mengetahui pengaruh dimensi dan kriteria daya saing IKM aluminium Yogyakarta, kemudian metode Analytical Network Process untuk mengetahui bobot pengaruh dari dimensi dan kriteria daya saing, dan terakhir dilakukan evaluasi performa daya saing IKM aluminium Yogyakarta pada kondisi saat ini melalui metode modified-VIKOR untuk mengetahui gap ratio masing-masing dimensi dan kriteria daya saing.. Studi ini didasarkan pada suatu kerangka daya saing Porter’s Diamond.

Berdasarkan metode DEMATEL dan ANP, didapatkan dimensi yang memiliki tingkat derajat dan bobot pengaruh paling tingg terhadap daya saing IKM adalah dimensi Kondisi Permintaan Pasar (P) yang diwakili oleh kriteria Potensi Permintaan Pasar (P1) dengan nilai derajat pengaruh (prominence) sebesar 5,926 dan bobot lokal 0.147. dan dimensi yang memiliki nilai derajat pengaruh dan bobot pengaruh paling rendah adalah dimensi Keberlanjutan Lingkungan (L) yang diwakili oleh kriteria Praktik Industri Ramah Lingkungan (L1) dengan nilai derajat pengaruh sebesar 4,461 dan bobot lokal dimensi 0,124. 

Berdasarkan evaluasi performa daya saing IKM didapatkan nilai gap rasio performa secara keseluruhan adalah 0,3911 dengan dimensi yang memiliki gap rasio performa yang paling tinggi adalah dimensi Kesempatan (C) yang diwakili oleh kriteria Kondisi Pasca Covid-19 (C1) dengan gap rasio performa sebesar 0,510.

Tahap terakhir dari studi adalah penentuan strategi peningkatan daya saing IKM aluminium Yogyakarta dengan mempertimbangkan dimensi dan kriteria yang memiliki nilai pengaruh paling tinggi dan dan nilai gap rasio performa paling tinggi pada dimensi dan kriteria daya saing IKM aluminium di Yogyakarta.

Small and Medium Industry (SMI) make a significant contribution to Indonesia's economic condition through job creation and their contribution to the national Gross Domestic Product (GDP). One of the provinces known for its SMIssector is the Special Region of Yogyakarta (DIY), particularly the small and medium aluminium industry that has been established since around 1976, with its center located in the city of Yogyakarta. The presence of the aluminium SMI’s has provided employment opportunities for many workers and has helped support thousands of people in Yogyakarta. However, the development of the aluminium SMI’s in Yogyakarta has encountered several challenges that affect their competitiveness, such as limited technology, capital, marketing, management, human resources, and others. Therefore, addressing these issues requires a strategy to enhance the competitiveness of SMIs by prioritizing appropriate improvements.

This study focuses on analyzing the competitiveness of the aluminium SMIs in Yogyakarta using the DEMATEL method to understand the relationships and influences among the dimensions and criteria of the aluminium SMIs ' competitiveness. Additionally, the Analytical Network Process (ANP) method is employed to determine the weights of the dimensions and criteria of the competitiveness. Lastly, the study evaluates the performance of the competitiveness of the aluminium SMIs in Yogyakarta under current conditions using the modified-VIKOR method to determine the gap ratio of each dimension and criterion of the competitiveness. The study is based on Porter's Diamond framework of competitiveness.

Based on the DEMATEL and ANP methods, it is found that the dimension with the highest degree of influence and weight on the SMIs competitiveness is the Market Demand dimension (P), represented by the Market Demand Potential criterion (P1), with a prominence value of 5.926 and a local weight of 0.147. On the other hand, the dimension with the lowest degree of influence and weight is the Environmental Sustainability dimension (L), represented by the Environmentally Friendly Industrial Practices criterion (L1), with a degree of influence value of 4.461 and a local weight of 0.124.

Based on the evaluation of the performance of the SMIs competitiveness, the overall gap ratio performance is found to be 0.3911, with the dimension with the highest gap ratio performance being the Opportunity dimension (C), represented by the post-Covid-19 Conditions criterion (C1), with a gap ratio performance of 0.510.

The final stage of the study involves determining strategies to enhance the competitiveness of the aluminium SMIs in Yogyakarta, considering the dimensions and criteria with the highest influence and the highest gap ratio performance within the dimensions and criteria of the competitiveness of the aluminium SMI in Yogyakarta.

Kata Kunci : Daya saing, Industri Kecil Menengah, IKM alumium, DEMATEL, analytical network process (ANP), modified-VIKOR, analisis pengaruh, evaluasi performa.