SETTING KOORDINASI RECLOSER SBR06-56 DAN SECTIONALIZER SBR06-85 PADA PENYULANG SOLO BARU 06 GUNA MENINGKATKAN KEANDALAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN DI WILAYAH KERJA PT PLN ULP GROGOL

Fivta Abidha Nurulita, Dr. Eng. Tika Erna Putri, S.Si., M.Sc.

2023 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRO

Sistem proteksi pada sistem distribusi memainkan peran penting dalam meningkatkan keandalan dan mengurangi pemadaman listrik. Koordinasi antara Recloser dan sectionalizer menjadi faktor kunci dalam upaya meminimalkan gangguan. Recloser berfungsi sebagai relay yang mendeteksi arus gangguan dan mengontrol pembukaan dan penutupan jaringan melalui PMT. Di sisi lain, Sectionalizer digunakan untuk memisahkan jaringan yang mengalami gangguan guna mengurangi dampak pemadaman. Penelitian ini berfokus pada pengaturan antara Recloser dengan Sectionalizer agar dapat berkoordinasi dengan baik. Menggunakan metode perhitungan matematis dengan fokus pada penyulang SBR06, ditemukan pengaturan Recloser dengan arus setting OCR sebesar 343 A;TMS 0,07 s dan waktu kerja (t) 0,56 s. Arus setting GFR sebesar 154 A;TMS 0,19 s dan waktu kerja (t) 0,84 s. Koordinasi antara Relay OCR GFR Recloser dan PMT Outgoing dinilai baik karena dalam simulasi menggunakan Microsoft Excel, kurva-kurva tidak saling berpotongan atau berhimpitan. Sectionalizer SBR06-85 disetting dengan nilai setting Phase Fault Detection 247 A dan Ground Fault Current 123 A. Jika arus gangguan yang terdeteksi lebih besar dari arus setting di daerah yang dilindungi oleh sectionalizer, Recloser akan memutuskan sirkuit dengan count (n) 2 kali dengan waktu tunda 0,01 detik. Koordinasi antara Recloser SBR06-56 dengan SSO SBR06-85 berpengaruh terhadap nilai keandalan (SAIDI dan SAIFI). Setelah dilakukan koordinasi anatra kedua alat proteksi tersebut, nilai keandalan untuk SAIDI menurun 75?n SAIFI menurun 81%.

Protection systems in distribution systems play an important role in increasing reliability and reducing power outages. Coordination between the Recloser and sectionalizer is a key factor in efforts to minimize disturbance. The Recloser functions as a relay that detects fault currents and controls the opening and closing of the network through the PMT. On the other hand, a sectionalizer is used to separate networks that are experiencing disturbances in order to reduce the impact of blackouts. This study focuses on the arrangement between the Recloser and the sectionalizer in order to have good coordination. Using a mathematical calculation method with a focus on the SBR06 feeder, a Recloser setting was found with an OCR setting current of 343 A; TMS 0.07 s and working time (t) 0.56 s. GFR setting current is 154 A; TMS 0.19 s and working time (t) 0.84 s. Coordination between the GFR Recloser OCR Relay and PMT Outgoing is considered good because in the simulation using Microsoft Excel, the curves do not intersect or overlap. Sectionalizer SBR06-85 is set with the Phase Fault Detection setting value of 247 A and Ground Fault Current of 123 A. If the detected fault current is greater than the setting current in the area protected by the sectionalizer, the Recloser will break the circuit with count (n) 2 times with time delay 0.01 sec. Coordination between Recloser SBR06-56 and SSO SBR06-85 affects the reliability value (SAIDI and SAIFI). After coordination between the two protective devices, the reliability value for SAIDI decreased by 75% and for SAIFI decreased by 81%.

Kata Kunci : Proteksi, Recloser, Sectionalizer, Keandalan