Analisis Gender Dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Oleh LMDH Cipto Wono Lestari RPH Suruh BKPH Kedawak Selatan KPH Ngawi
Annissa Shaafia Putri Irahadi, Bowo Dwi Siswoko, S.Hut., M.A.
2023 | Skripsi | KEHUTANAN
Pembagian peran yang optimal antara laki-laki dan perempuan dapat mempengaruhi efektifitas dalam pengelolaan hutan. Perempuan terkadang kurang mendapat ruang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas pengelolaan hutan dikarenakan faktor tata nilai atau budaya lokal. Optimalisasi peran laki-laki dan perempuan menjadi penting guna mendukung keberhasilan pengelolaan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pengelolaan hutan yang di lakukan oleh LMDH Cipto Wono Lestari; 2) peran laki laki dan perempuan dalam melakukan pengelolaan hutan oleh LMDH Cipto Wono Lestari; 3) strategi peningkatan peran laki laki dan perempuan dalam pengelolaan hutan.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode survei. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane (1963). Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis gender Model Havard, analisis statistik deskriptif, dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap anggota yang bergabung dalam LMDH Cipto Wono Lestari melakukan pengelolaan lahan andil sebesar 0,125 hektar – 0,5 hektar. Terkait pembagian peran laki-laki dan perempuan, aktivitas produktif pengelolaan lahan, produktif usaha ternak, profil akses dan kontrol, profil pengembalian keputusan baik dalam rumah tangga ataupun di dalam LMDH , aktivitas sosial masyarakat baik di dalam politik kemasyarakatan didominasi oleh laki – laki, sedangkan aktivitas reproduktif, aktivitas sosial masyarakat baik di dalam pengaturan masyarakat didominasi oleh perempuan. Strategi untuk optimalisasi peran laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan hutan adalah : memperkuat regulasi mengenai perempuan di dalam melakukan pengelolaan hutan dan meningkatkan peran Kelompok Perempuan Desa Hutan (KPDH) dalam melakukan pengelolaan hutan seperti perencanaan, penanaman, pemeliharaan, penebangan serta pengamanan hutan.
Optimal division of roles between men and women can affect effectiveness in forest management. Women sometimes do not have space to participate in various forest management activities due to local values or cultural factors. Optimizing the roles of men and women is important to support the success of forest management. This study aims to determine: 1) forest management carried out by LMDH Cipto Wono Lestari; 2) the role of men and women in managing the forest by LMDH Cipto Wono Lestari; 3) strategy to increase the role of men and women in forest management.
In this study used a qualitative approach to the survey method. The sampling technique was carried out by means of random sampling and the number of samples was determined using the Yamane (1983) formula. Data was collected using interviews, observation, and documentation studies. Data analysis was performed using the Harvard Model gender analysis, descriptive statistical analysis, and SWOT analysis.
The results showed that the farmers managed the land area of 0.125 – 0.5 hectares. Regarding the division of roles of men and women, productive activities in land management, livestock business productivity, access and control profiles, decision-making profiles both in the household and in LMDH, social activities in the community both in societal arrangements and societal politics are dominated by men, while reproductive activities, social activities in the community societal arrangements are dominated by women. Strategies for optimizing the roles of men and women in forest management are: strengthening regulations regarding women in managing forests and increasing the role of Forest Village Women's Groups (KPDH) in managing forests such as planning, planting, maintenance, logging and forest security.
Kata Kunci : gender, peran, pengelolaan hutan, masyarakat;gender, role, forest management, community