Kajian Surface Urban Heat Island (SUHI) Atas Rencana Pola Ruang RDTR Kota Yogyakarta Menggunakan Citra Landsat 8 OLI/TIRS
Adhikara Ridhar Vaherza, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng., IPM.
2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SUHI sebagai salah satu bentuk perubahan suhu mikro
merupakan dampak dari percepatan urbanisasi. Fenomena
tersebut dapat mengganggu keberlangsungan kota seiring dengan peningkatan suhu
permukaan. Dinamika perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan diperkotaan
ditengarai menjadi salah satu faktor pembentuk SUHI. Oleh karenanya, indikasi
perencanaan penggunaan lahan dan kebijakan penataan ruang pada tingkat lokal
dapat berperan penting pada pengurangan efek SUHI. Akan tetapi, penelitian
mengenai intensitas SUHI, penggunaan lahan dan kebijakan tata ruang saat ini
masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji arahan mitigasi SUHI
dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta tahun 2021-2041 berdasarkan
intensitas dan karakteristik SUHI penggunaan lahan. Identifikasi SUHI dilakukan
melalui pengindraan jauh citra Landsat 8 OLI/TIRS yang dihitung menggunakan
meode perhitungan mono-window algorithm untuk memperoleh nilai
intensitas dan persebarannya. Analisis geoprocessing digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik SUHI pada pernggunaan lahan berdasarkan nilai
rata-rata, standar deviasi, suhu maksimum, dan suhu maksimum. Sedangkan kajian
arahan mitigasi SUHI pada penelitian ini terbatas pada rencana pola ruang dan
ketentuan pemanfaatan ruang. Hasilnya, intensitas SUHI di Kota Yogyakarta tahun
2018-2022 berkisar pada 2,45-6,12? dengan kecenderungan terus meningkat dalam 3
tahun terakhir. Berdasarkan nilai kuantitatif SUHI, penggunaan lahan dengan
nilai rata-rata intensitas tertinggi merupakan transportasi, komunikasi, informasi,
dan utilitas; permukiman dan penginapan; serta instansi pemerintah. Di sisi
lain, penggunaan lahan dengan rata-rata intensitas terendah merupakan sarana
pemakaman; taman rekreasi alam dan lainnya; museum dan rekreasi khusus.
Analisis kebijakan menunjukan bahwa rencana pola ruang dan ketentuan
pemanfaatan ruang RDTR Kota Yogyakarta telah memiliki 24 kebijakan berkaitan
dengan mitigasi SUHI. Namun, berdasarkan pemetaan spasasil, dominasi kebujakan
tersebut terletak di sisi timur kota sedangkan intensitas SUHI tertinggi pada
tahun 2022 terletak pada tengah kota.
SUHI as a form of micro
temperature change is accelerated urbanization's impact. This phenomenon can
disrupt the sustainability of cities along with increasing surface
temperatures. The dynamics of changes in land use and land cover in urban areas
are suspected to be one of the factors forming SUHI. Therefore, indications of
land use planning and spatial planning policies at the local level can play an
important role in reducing the effects of SUHI. However, research on SUHI
intensity, land use, and spatial policies is currently still limited. This
study aims to examine the direction of SUHI mitigation in the Detailed Spatial
Plan for the City of Yogyakarta for 2021-2041 based on the intensity and
characteristics of land use SUHI. SUHI was identified through remote sensing of
Landsat 8 OLI/TIRS images, which were calculated using the mono-window
algorithm calculation method to obtain intensity values and their distribution.
Geoprocessing analysis is used to identify the characteristics of SUHI on land
use based on the average value, standard deviation, maximum temperature, and
maximum temperature. Meanwhile, the study of SUHI mitigation directions in this
study was limited to spatial pattern plans and spatial use provisions. As a
result, the intensity of SUHI in Yogyakarta City in 2018-2022 ranges from
2.45-6.12? with a tendency to continue to increase in the last 3 years. Based
on SUHI’s quantitative value, the land use with the highest average intensity
value is transportation, communication, information, and utilities; residence
or accommodation functions; and public administration.. Meanwhile, land use
with the lowest average intensity is death care services; natural and other
recreational parks; museums and other special purpose recreational. Policy
analysis shows that the spatial pattern plan and spatial use provisions of the
Yogyakarta City RDTR already have 24 policies related to SUHI mitigation.
However, based on spatial mapping, the dominance of the policy is located on
the east side of the city while the highest SUHI intensity in 2022 is located
in the center city.
Kata Kunci : Surface Urban Heat Island (SUHI), Mono-Window Algorithm (MWA), Penggunaan Lahan, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Kota Yogyakarta