PENGARUH PERUBAHAN KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PAJAK ATAS PENJUALAN BARANG MEWAH (PPnBM) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK; STUDI KASUS PADA DJP KANWIL YOGYAKARTA
Osama Nafeel Gunawan, Aviandi Okta Maulana, SE., M.Acc., Ak.,C.A., Ph.D.,
2023 | Skripsi | AKUNTANSI
PPN dan PPnBM adalah satu dari beberapa penerimaan sektor perpajakan yang sangat potensial dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat melalui Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang mana PPN dan PPnBM secara berturut-turut menduduki peringkat kedua dengan penerimaan perpajakan paling banyak selain PPh. Adanya perubahan kebijakan pada PPN dan PPnBM yang mulai diterapkan pada tahun 2022, merupakan salah satu momentum penting yang hendak diperhatikan oleh pembuat kebijakan. Dengan adanya perubahan kebijakan tersebut, nantinya akan dapat mempengaruhi realisasi penerimaan perpajakan pada sub sektor tersebut. Perubahan tersebut dapat digambarkan adanya wilcoxon signed-rank test yang mengambil data per bulan dari dua tahun terakhir untuk dapat melihat perubahannya.
Value Added Tax (VAT) and Luxury Tax are one of the potential tax sector revenues from year by year. Which can be accessed through the Central Government Financial Statements where VAT and Luxury Tax are ranked second in a row with the most tax revenue other than Income Tax. The change in policy on VAT and Luxury Tas which has been implemented in 2022 is one of the crucial momentums that policy makers need to pay attention to. With this policy change, it will affect the realization of tax revenue in that particular sub-sector. These changes can be described by the existence of a wilcoxon signed-rank test that retrieves data per month from these past two years to be able to see the changes.
Kata Kunci : PPN, PPnBM, wilcoxon signed-rank test