Laporkan Masalah

Kajian Model Sistem Tata Air Tambak Daerah Pasang Surut Dalam Upaya Pengembangan Budidaya Tambak

Ahmad Riadi, Prof. Ir. Radianta Triatmadja, Ph.D.;Prof. Ir. Nur Yuwono, Dip. HE., Ph.D.

2023 | Tesis | S2 TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAM

Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia telah meningkatkan kebutuhan akan penyediaan pangan. Namun, tantangan pangan global di masa depan terkait perubahan iklim dan degradasi lahan semakin kompleks. Untuk menjaga ketersediaan pangan, pemanfaatan lahan basah, seperti budidaya tambak, diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif. Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan budidaya tambak. Namun, saat ini sebagian besar tambak di Indonesia masih menggunakan sistem ekstensif tradisional yang didominasi oleh pertambakan rakyat. Teknologi ekstensif tradisional ini sangat tergantung pada kondisi alam dan cenderung memiliki produktivitas dan kualitas hasil yang rendah. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan teknologi intensif dalam pengelolaan tambak guna meningkatkan kualitas produksi.

Studi ini bertujuan untuk melakukan simulasi terhadap sistem tata air di sebuah daerah irigasi tambak menggunakan dua model, yaitu Model 1 (jaringan sungai dan saluran) dan Model 2 (jaringan sungai, saluran, dan kolam tambak). Tujuan dari simulasi ini adalah untuk memodelkan sistem tata air dengan dan tanpa tambak, menganalisis pengaruh penambahan debit terhadap salinitas air, serta mengevaluasi kesesuaian kualitas air untuk pengembangan tambak. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS, yang mencakup simulasi hidraulik dan kualitas air. Simulasi hidraulik melibatkan studi mengenai tinggi muka air, kecepatan aliran, dan debit, sementara simulasi kualitas air berkaitan dengan analisis salinitas.

Hasil simulasi menunjukkan perbedaan perilaku antara Model 1 dan Model 2. Tinggi muka air di titik tinjauan menunjukkan perubahan akibat pasang surut yang lebih tinggi pada Model 1 dibandingkan dengan Model 2. Kecepatan aliran dan debit juga menunjukkan kondisi yang berbeda antara kedua model tersebut. Model 2 memiliki kecepatan aliran dan debit yang lebih tinggi daripada Model 1. Nilai salinitas pada Model 1 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Model 2. Pengaruh tambak dalam pemodelan, baik dalam simulasi hidraulik maupun kualitas air, memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil simulasi. Peningkatan debit air tawar yang disimulasikan sebesar 2.81 m3/s, 5 m3/s, 7.5 m3/s, dan 10 m3/s menunjukkan  pengaruh yang signifikan terhadap salinitas. Pengaruh air tawar ini cenderung semakin kecil dari hulu ke hilir. Kualitas air pada daerah hulu menunjukkan tingkat kesesuaian S1 untuk budidaya udang windu, sementara komoditas lainnya memiliki tingkat kesesuaian S2 dan S3. Di daerah tengah dan hilir, budidaya udang windu, vaname, dan bandeng menunjukkan tingkat kesesuaian S2, sementara budidaya nila memiliki tingkat kesesuaian S3.

The exponential growth of the global population has led to an increased demand for food supply. However, the future of global food security faces formidable challenges due to climate change and land degradation. In order to ensure a sustainable food supply, the utilization of wetlands, mainly through aquaculture, has emerged as a promising solution. Given Indonesia's status as the country with the second longest coastline worldwide, it possesses tremendous potential for developing aquaculture practices. Nonetheless, the prevailing pond systems in Indonesia predominantly rely on traditional extensive methods employed by small-scale farmers. These conventional extensive technologies rely heavily on natural conditions, often yield suboptimal productivity and quality outcomes. Consequently, advancing towards intensive technologies to enhance pond management practices and improve overall production quality is imperative.

The objective of this study is to simulate the water management system within a fishpond irrigation area utilizing two distinct models: Model 1, which incorporates a network of rivers and channels, and Model 2, which expands upon Model 1 by including a network of rivers, channels, and interconnected ponds. This simulation aims to evaluate the effects of incorporating ponds into the water system, analyze the impact of increased discharge on water salinity, and assess water quality's suitability for pond-based aquaculture development. The simulations were conducted employing the HEC-RAS software, encompassing hydraulic and water quality simulations. The hydraulic simulation analyzes water levels, flow velocities, and discharges, while the water quality simulation focuses on salinity assessments.

The simulation results reveal notable discrepancies in the behavior of Model 1 and Model 2. Specifically, the water levels observed at the designated review point indicate that Model 1 exhibits higher water levels attributable to tidal fluctuations than Model 2. Furthermore, examining flow velocities and discharges demonstrates distinct conditions between the two models, with Model 2 showcasing higher flow velocities and discharges than Model 1. Additionally, salinity levels in Model 1 tend to be lower than those observed in Model 2. Incorporating ponds into the modeling process, in terms of hydraulic and water quality simulations, engenders varying effects on the simulation outcomes. Notably, increased freshwater discharge levels simulated at 2.81 m3/s, 5 m3/s, 7.5 m3/s, and 10 m3/s significantly influence water salinity. The influence of freshwater tends to diminish progressively from upstream to downstream locations. Water quality in the upstream area shows a suitability level of S1 for tiger shrimp, while other commodities have a suitability level of S2 and S3. In the midstream and downstream areas, tiger shrimp, vaname, and milkfish showed a suitability level of S2, while parrot fish had a suitability level of S3

Kata Kunci : HEC-RAS, Kesesuaian Lahan, Salinitas, Simulasi Numerik, Tambak

  1. S2-2023-486113-abstract.pdf  
  2. S2-2023-486113-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-486113-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-486113-title.pdf