Dementia Village Sebagai Konsep Panti Lansia dengan Pendekatan Arsitektur Humanistik
Junico Ardhika Effendy, Syam Rachma Marcillia S.T., M.Eng., Ph.D.
2023 | Skripsi | ARSITEKTUR
Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia dan memiliki hampir 300 juta penduduk di masa mendatang. Negara ini sementara memiliki bonus demografi yang memberikan bonus kepada ekonomi negara, karena angka populasi yang masuk ke umur kerja lebih banyak daripada yang di luar. Namun, hal ini juga menjadi hal yang sangat berbahaya apabila tidak ada penanganan di masa mendatang; penanganan terhadap angka lansia yang suatu saat akan meledak ketika demografi pekerja aktif tadi tiba-tiba memasuki kategori lansia pensiun dalam waktu yang bersamaan.
Selain itu, dementia belakangan ini sedang gencar dibicarakan di luar negeri, baik di internet maupun secara langsung, mulut-ke-mulut. Sayangnya diskusi ini tidak sering terjadi di Indonesia, dimana dementia sendiri seringkali disepelekan karena dianggap normal untuk lansia untuk menjadi pelupa. Namun, “lupa” nya penurunan fungsi otak secara alami ketika lansia ini beda dengan “lupa” nya dementia, dan hal ini seringkali tidak disadari kebanyakan orang Indonesia.
Itulah mengapa diperlukan suatu rancangan panti lansia khusus dementia, apalagi di suatu kota/tempat yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi angka lansia yang akan meledak di masa mendatang, dan menjadi contoh untuk bangunan dengan tipe yang sama untuk bangunan di masa depan. Kemudian pendekatan yang digunakan cocoknya sesuai dengan standar medis, karena topik ini cukup berat ke aspek medis dan fisiologis. Dan salah satu pendekatan yang seringkali, bahkan hampir wajib, digunakan untuk fasilitasfasillitas medis adalah pendekatan humanistik.
Indonesia is the fourth most populous country in the world, with over 300 million people living in it in the near future. It currently has demographic bonus, a condition where people in the productive age range exceeds those who are outside of it. It gives a boost to said country’s economy if utilized correctly, but it could also be a double-edged sword. Those who are in the said productive age range will eventually be old, and the number of seniors will inevitably explode, leaving the country with way more old people than young people, but the country is not ready for it.
A lot of talks are being held outside of Indonesia surrounding dementia as it is currently being viewed as more severe than thought. Sadly, there are no talks about it in Indonesia, although it should really be since it is underrepresented and the citizens are heavily underestimating what dementia is because it is viewed as a regular occurring phenomena as you get older. This is a dangerous view to hold since dementia is totally different from being forgetful as a result of an aging brain.
That is why an elderly nursing home specialized for dementia patients is a
great fit in the current situation, especially in densely populated cities. This is to
anticipate the exploding number of elderly people in the future and could also be a
set precedent for future projects. The approach to this design will be one that is
commonly, or even in fact must be, used in medical and physiology-typed buildings,
one of which is humanistic design.
Kata Kunci : dementia, lanjut usia, panti jompo / wredha / lansia