Pengaruh Intervensi Apoteker Terhadap Konversi BTA, Kepatuhan dan Kejadian Efek Samping Obat Pada Fase Intensif Pasien Tuberkulosis Kategori I
Anna Singgih Dwi Pawestri Priyaputranti, Dr. apt. Fita Rahmawati, Sp.FRS.
2023 | Tesis | S2 Mag.Farmasi Klinik
Indonesia menduduki urutan ketiga sebagai negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam high burden countries terkait tuberkulosis (TB). Kasus TB paru meningkat sebesar 2,8% pada tahun 2021 diikuti peningkatan peningkatan kasus RR/MDR TB sebesar 3%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan intervensi apoteker dengan konversi bakteri tahan asam (BTA), kepatuhan dan kejadian efek samping obat (ESO) pada fase intensif pasien tuberkulosis kategori I.
Penelitian merupakan penelitian prospektif, menggunakan metode quasi experimental dengan kontrol. Penentuan sampel secara aksidental, melibatkan 43 pasien tuberkulosis kategori I. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kota Palangkaraya pada periode Januari sampai April 2023. Variabel bebas berupa intervensi apoteker sedangkan variabel terikat adalah konversi BTA, kepatuhan dan kejadian ESO setelah 2 (dua) bulan tahap intensif berakhir. Analisis data karakteristik menggunakan analisis deskriptif, hipotesis akan dianalisis menggunakan uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square test dan Fisher’s exact test dan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi outcome terapi dianalisis menggunakan multivariat regression binary logistic.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 pasien non konversi pada kelompok kontrol sedangkan seluruh pasien kelompok intervensi mengalami konversi BTA dengan p-value = 0,233 atau tidak ada hubungan antara intervensi apoteker dengan konversi BTA. Ditemukan 5 pasien yang dikategorikan tidak patuh pada kelompok kontrol dengan p-value = 0,048 dengan makna terdapat hubungan intervensi apoteker dengan kepatuhan. ESO dialami pada 5 pasien kelompok kontrol dengan p-value = 0,0485 dibandingkan dengan kelompok intervensi. Sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan antara intervensi apoteker dengan kejadian ESO. Keterlibatan apoteker dalam tim program pengendalian tuberkulosis diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan antituberkulosis dan mengurangi kejadian ESO.
Indonesian was third high burden country releated tuberkulosis. In 2021, case notification of pulmonary tuberculosis (TB) raisen to 2,8% , followed RR/MDR TB to 3%. The study aimed to determine the impact of pharmacist intervention on acid-fast bacilli (AFB) convertion, adherence and the incidence of adverse event (AE) at intensive phase of tuberkulosis first category.
This is a prospective study, using a quasi-experimental method with controls. Determination of the sample was accidental, involving 43 tuberculosis category I patients. This research was conducted at the Puskesmas, Palangkaraya with a research period from January to April 2023. The independent variable was the pharmacist's intervention while the dependent variable was AFB conversion, adherence and adverse events after 2 (two) months of the intensive phase end. Characteristic data analysis used descriptive analysis, hypotheses were analyzed with the Chi-Square test and Fisher's exact test and confounding factors were analyzed using multivariate binary logistic regression.
The results showed 3 non-conversion patients in the control group, while all patients in the intervention group had AFB conversion with a p-value = 0.233 or there was no relationship between pharmacist intervention and AFB conversion. There were 5 non-adherent patients in the control group with a p-value = 0.048, meaning there was a relationship between pharmacist intervention and adherence. AE was experienced in 5 patients in the control group with p-value = 0.048 . There is a relationship between pharmacist intervention and the incidence of advers event. Involving pharmacists in the tuberculosis control program team is necessary to increase adherence and reduce the incidence of AE.
Kata Kunci : farmasi klinik , home pharmacy care, puskesmas, tuberkulosis