Evaluasi Sistem Pengelolaan Aset Desa (SIPADES) Menggunakan PIECES Framework: Studi Pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman Bagian Barat
Sarah Dewiyanti, Mukhlis, S.E., M.Acc.
2023 | Tugas Akhir | D4 Akuntansi Sektor Publik
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa, pemerintah desa diwajibkan untuk melakukan pengelolaan aset desa termasuk di dalamnya terdapat administrasi dan inventarisasi aset desa. Sedangkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pemerintah desa masih melakukan pencatatan secara manual. Proses manual memiliki karakteristik membutuhkan waktu relatif lama, kesulitan mencari data hingga potensi kehilangan data. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan pengelolaan aset desa yaitu terwujudnya keuangan daerah yang efektif, efisien dan akuntabel. Kementerian Dalam Negeri kemudian meluncurkan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Desa sebagai implementasi dari Permendagri Nomor 1 Tahun 2016. SIPADES mampu menyediakan output berupa laporan aset desa secara otomatis. Dalam penerapannya, Kemendagri belum mewajibkan setiap pemerintah desa untuk menggunakan SIPADES. Meskipun demikian, SIPADES menjadi penting untuk diterapkan dibanding dengan proses manual karena karakteristik yang dimiliki SIPADES lebih mendukung tujuan pengelolaan aset desa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana evaluasi SIPADES menggunakan PIECES Framework pada pemerintah desa di Kabupaten Sleman bagian barat. Penelitian ini disusun menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data mengadopsi dari teori Miles and Huberman yakni terdiri dari reduksi data, display data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah desa dalam penelitian ini telah mengoperasikan SIPADES dengan baik. Berdasarkan PIECES Framework, pengoperasian SIPADES membantu pengguna dalam mengelola aset desa khususnya administrasi dan inventarisasi aset meskipun pada beberapa elemen masih terdapat beberapa kendala seperti terbatasnya ukuran file, double catat, hingga banyaknya data yang diinput. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala diantaranya menggunakan alat bantu untuk mengompres ukuran file input, berfokus pada pencatatan secara sistem, rajin mencadangkan file secara berkala hingga mengusulkan ide pengembangan bagi perbaikan menu dan fitur yang terdapat pada SIPADES. Saran yang diberikan antara lain pencatatan yang berfokus hanya pada SIPADES, mengupdate wawasan mengenai sistem informasi khususnya SIPADES hingga melakukan pengecekan komponen input secara berkala.
Based on
the Permendagri Number 1 of 2016 concerning Management of Village Assets, the
village government is obliged to manage village assets including administration
and inventory of village assets. Meanwhile, the facts on the ground show that
most village governments are still keeping records manually. The manual process
has the characteristics of requiring a relatively long time, difficulty finding
data and potential data loss. This is inconsistent with the objective of
managing village assets, namely the realization of effective, efficient and
accountable regional finance. The Ministry of Home Affairs then launched the
Village Asset Management Information System as an implementation of Permendagri
Number 1 of 2016. SIPADES is able to provide output in the form of village asset
reports automatically. In practice, the Ministry of Home Affairs has not
required every village government to use SIPADES. Nonetheless, SIPADES is
important to implement compared to the manual process because the
characteristics possessed by SIPADES are more supportive of village asset
management objectives. Therefore, this study aims to analyze how the SIPADES
evaluation uses the PIECES Framework for village governments in the western
part of Sleman Regency. This research was compiled using a qualitative descriptive
approach. Data obtained through observation, interviews and literature study.
The data analysis technique adopts the theory of Miles and Huberman which
consists of data reduction, data display and drawing conclusions. The results
of the study show that the village government in this study has operated
SIPADES well. Based on the PIECES Framework, the operation of SIPADES assists
users in managing village assets, especially administration and inventory of
assets, although there are still some obstacles such as limited file size,
multiple records, to the amount of data input. Efforts that can be made to
overcome obstacles include using tools to compress input file sizes, focusing
on system recording, diligently backing up files regularly to updating development
ideas for improvement menus and features found in SIPADES. Suggestions given
include recording that focuses only on SIPADES, updating insights about
information systems, especially SIPADES to periodically checking component
inputs.
Kata Kunci : Evaluasi, Kabupaten Sleman, Manajemen Aset, Pemerintah Desa, PIECES Framework, SIPADES, SPBE