Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi Pubilk Perkotaan dengan Konsep Sustainable Transportation di Kota Klaten
Alnodio Adam, Dr. Yori Herwangi, S.T., MURP.
2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Kota
Klaten merupakan kota berukuran sedang yang memiliki status fungsional sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW). Dampak dari fungsional Kota Klaten sebagai PKW
mengakibatkan tingginya pergerakan masyarakat yang berada dalam kota dan luar
kota. Jika ditinjau dari struktur ruang, pusat aktivitas perkotaan memiliki
pola yang konsentris sehingga pusat kota menjadi tujuan perjalanan. Kota Klaten
saat ini belum dapat mewadahi kebutuhan perjalanan dalam kota, fasilitas terminal
dan stasiun hanya mengakomodasi perjalanan antar kota dan antar provinsi saja.
Selain itu Kota Klaten belum memiliki sitem jaringan transportasi publik
sehingga dalam melakukan pergerakan di dalam kota, masyarakat hanya dapat
mengakses dengan kendaraan pribadi. Tidak adanya sistem jaringan transportasi
selain mengakibatkan peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi juga
mengakibatkan rendahnya integrasi antar pusat kegiatan sehingga menghambat
aktivitas perekonomian. Dari permasalahan diatas, maka dibutuhkan solusi untuk
mewadahi kebutuhan permintaan transportasi publik di Kota Klaten.
Perencanaan
ini mengadopsi konsep transportasi berkelanjutan dengan tujuan pemenuhan
kebutuhan pergerakan, integrasi antar pusat-moda-dan guna lahan serta pelayanan
transportasi publik yang merata. Metode perencanaan yang digunakan adalah
perencanaan strategis yang berfokus pada tiga komponen yaitu perencanaan moda,
perencanaan rute dan perencanaan halte. Berdasarkan tiga komponen tersebut,
perencanaan ini merekomendasikan moda transportasi berupa BRT dengan jumlah 14-unit
dan Angkot berjumlah 70 unit. Merekomendasikan 15 rute dengan 2 rute BRT dan 13
rute angkot dengan headway 10 pada saat peak hours dan 30 menit
pada off peak hours serta merencanakan 95 halte dengan 13-unit halte
tipe I dan 82-unit halte tipe II.
Klaten
City is a medium-sized city that has a functional status as a Regional Activity
Center (PKW). The functional impact of Klaten City as PKW has resulted in high
movement of people within the city and outside the city. When viewed from the
spatial structure, the center of urban activity has a concentric pattern so
that the city center becomes a travel destination. Currently, the city of
Klaten has not been able to accommodate travel needs within the city, terminal
and station facilities only accommodate inter-city and inter-province trips. In
addition, Klaten City does not yet have a public transportation network system
so that in carrying out movements within the city, people can only access it by
private vehicles. The absence of a transportation network system, in addition
to causing an increase in private vehicle ownership, also results in low
integration between activity centers, thereby hampering economic activity. From
the problems above, a solution is needed to accommodate the needs of public
transportation requests in Klaten City.
This plan adopts the concept of sustainable
transportation with the aim of meeting the needs of movement, integration
between mode-centers and land uses as well as equitable public transportation
services. The planning method used is strategic planning which focuses on three
components, namely modal planning, route planning and bus stop planning. Based
on these three components, this plan recommends modes of transportation in the
form of BRT with a total of 14 units and Angkot with a total of 70 units.
Recommended 15 routes with 2 BRT routes and 13 angkot routes with a headway of
10 during peak hours and 30 minutes on off peak hours and planned 95 stops with
13-unit type I stops and 82-unit type II stops.
Kata Kunci : Pusat Kegiatan Wilayah, Struktur Ruang, Transportasi Publik, Transportasi Berkelanjutan, Perencanaan Strategis