Laporkan Masalah

Perencanaan Kelurahan Budaya dengan Konsep Sustainable Neighbourhood di Kemantren Pakualaman, Kota Yogyakarta

Wigyasri Titiswari, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng., IPM.

2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kemantren Pakualaman (Kalurahan Gunungketur dan Purwokinanti) memiliki warisan budaya benda dan tak benda yang kemudian kawasan ini ditetapkan sebagai rintisan kelurahan budaya. Permasalahan yang terjadi adalah belum adanya perencanaan dari aspek tata ruang dalam rangka mewujudkan kelurahan budaya. Oleh karena itu perencanaan ini bertujuan merumuskan masterplan kelurahan budaya yang layak huni di Kemantren Pakualaman, Kota Yogyakarta. Perencanaan menggunakan pendekatan teknokratis dengan mengembangkan potensi dan menyelesaikan masalah pada perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang. Pengembangan alternatif rencana menggunakan metode SCAMPER pada lima elemen rancang kota yaitu sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki, penggunaan lahan, ruang terbuka dan vegetasi, serta tata bangunan yang dikolaborasikan dengan Tata Nilai Budaya DIY dan prinsip Sustainable Neighbourhood.

Perencanaan ini menghasilkan dua alternatif yaitu alternatif 1 dengan pendekatan slow mobility 'mobilitas rendah' dan alternatif 2 dengan pendekatan shade and climate attenuation 'naungan dan redaman iklim'. Alternatif 1 memberikan tindakan menurunkan ruang sirkulasi kendaraan, memperlambat mobilitas dengan pembatasan penggunaan kendaraan  mobil serta memprioritaskan penggunaan kendaraan umum, pesepeda, dan pejalan kaki. Alternatif 2 memberikan tindakan pemberian keteduhan di jalur pejalan kaki, penyediaan taman publik dan pribadi, penyediaan tangkapan air, dan pengaturan bangunan tinggi dekat dengan jalan. Hasil penilaian menunjukkan rencana dengan pendekatan slow mobility sebagai alternatif terpilih. Pengembangan konsep rencana detail dengan pendekatan livable open space 'penghidupan ruang terbuka'.

Pakualaman Subdistrict (Gunungketur and Purwokinanti Urban Village) possesses both tangible and intangible cultural heritage, and this Area has been designated as cultural village pilot project. However, there is a problem in that there has been no planning from the spatial viewpoint to facilitate the development of such a subdistrict. Therefore, this undergraduate thesis aims to formulate a livable cultural village master plan for Pakualaman Subdistrict, Yogyakarta City. The purposed plan involves a technocratic approach by developing available potensials and solving problems in spatial planning, space utilization, and spatial control. Specifically, this 'alternative plan' is to be implemented using the SCAMPER method on five urban design elements, comprising circulation and parking, pedestrian paths, land use, open space and vegetation, and building layout incorporating Yogyakarta's cultural values and the principles of Sustainable Neighbpurhood.

This plan produces two options: the slow mobility approach and the shade and climate attenuation approach. The former recommends measures to reduce vehicle circulation space, slow down mobility by limiting the use of cars, and prioritize public transportation customers, cyclists, and pedestrians. The latter prescribes the provision of shade on pedestrian pathways, provision of public and private parks, provision of water catchments, and arrangement of high-rise buildings close to roads. The assessment results demontrate that the shade and climate attenuation approach is better suited for Pakualaman Subdistrict. Developmentof a detailed plan concept with a livable open space approach.

Kata Kunci : Kelurahan Budaya, Kemantren Pakualaman, Sustainable Neighbourhood

  1. S1-2023-428595-abstract.pdf  
  2. S1-2023-428595-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-428595-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-428595-title.pdf