Keterkaitan Kualitas Permukiman dengan Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Klaten
Candra Widiyaningrum, Dr. Djaka Marwasta, S.Si., M.Si.
2023 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Kualitas permukiman merupakan salah satu hal yang diperhatikan dalam pembangunan. Kualitas permukiman dapat dinilai dari aspek fisik bangunan rumah, lingkungan permukiman, dan kondisi sosial ekonomi penduduk yang tinggal di suatu permukiman. Penilaian kualitas permukiman dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Klaten yang memiliki jumlah kejadian leptospirosis tertinggi pada tahun 2022, yaitu Kecamatan Juwiring, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Prambanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas permukiman, mengkaji distribusi kejadian leptospirosis, serta mengkaji perbedaan kualitas permukiman penderita leptospirosis dan bukan penderita leptospirosis di Kecamatan Juwiring, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Prambanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Metode sampling yang dipilih yaitu total sampling untuk responden penderita leptospirosis dan simple random sampling melalui undian untuk responden bukan penderita leptospirosis. Teknis analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif, analisis spasial, dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian ini yaitu kualitas permukiman di tiga daerah penelitian bervariasi, mayoritas kualitas permukiman yang dimiliki adalah kualitas permukiman rendah hingga sedang. Selanjutnya, persebaran penderita leptospirosis di tiga daerah penelitian cenderung mengelompok menurut lokasi tempat tinggalnya dengan mayoritas penderita berjenis kelamin laki-laki, berusia lebih dari 45 tahun, dan bekerja sebagai petani. Berdasarkan kualitas permukiman secara keseluruhan, ada perbedaan yang cukup signifikan antara penderita leptospirosis dengan bukan penderita leptospirosis.
The quality of the settlement is one of the things that is noticed in development. Residential quality can be judged by the physical aspects of home buildings, residential environments, and the socioeconomic conditions of residents living in a settlement. Residential quality assessment was conducted in three sub-districts in Klaten Regency that had the highest number of leptospirosis events in 2022, namely Juwiring District, Gantiwarno District, and Prambanan District. This study aims to describe the quality of settlements, examine the distribution of leptospirosis events, and examine differences in the quality of settlements with leptospirosis and not those with leptospirosis in Juwiring District, Gantiwarno District, and Prambanan District.
The research method used is quantitative research using questionnaires as research instruments. The sampling methods chosen are total sampling for respondents with leptospirosis and simple random sampling through a lottery for respondents instead of those with leptospirosis. The analysis techniques used are quantitative descriptive analysis, spatial analysis, and inferential statistical analysis.
The results of this study show that the quality of settlements in three research areas varies; the majority of settlements are of low to moderate quality. Furthermore, the prevalence of leptospirosis in three study areas tends to group according to their location of residence, with the majority of male sex sufferers being over 45 years old and working as farmers. Based on overall residential quality, there is significant difference between people with leptospirosis and those without leptospirosis.
Kata Kunci : kualitas permukiman, leptospirosis, permukiman, quality settlement, leptospirosis, settlement