IDENTIFIKASI PEMANFAATAN TANAMAN PADA BATU PIPISAN DAN GANDIK YANG DITEMUKAN DI SITUS LIYANGAN MELALUI ANALISIS STARCH
Resty Khairul Nisa, Dr. Mahirta, M.A.
2023 | Skripsi | ARKEOLOGI
Situs Liyangan merupakan situs pemukiman kuno abad 7-10 Masehi
yang bercorak Hindu-Buddha dan ditemukan pada tahun 2000 di kaki Gunung Sindoro.
Sebagai situs yang telah lama ada, Situs Liyangan mendapat pengaruh dari bangsa
asing yang datang ke Nusantara. Salah satunya adalah pengaruh pemanfaatan
tanaman, baik sebagai bahan makanan maupun bahan baku pembuatan obat herbal. Ditemukannya
batu pipisan dan gandik di Situs Liyangan menjadi bukti pengolahan tanaman. Sisa-sisa
tanaman yang menempel pada batu pipisan dan gandik mengindikasikan peran
artefak dalam perkembangan kebudayaan dan pengetahuan masyarakat di Situs
Liyangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
komparatif yang membandingkan sampel referensi tanaman masa kini dari data
etnografi dengan temuan butir pati yang menempel pada batu pipisan dan gandik
melalui analisis mikroskopis. Diambil masing-masing 10 sampel batu pipisan dan
gandik berdasarkan variasi temuannya di Situs Liyangan untuk diekstraksi
residunya.
Dari proses ekstraksi, pengamatan, dan identifikasi yang merujuk sampel referensi, teridentifikasi 18 data tanaman. Terdapat tiga tanaman yang merupakan tanaman asli Indonesia, seperti lada, lengkuas, dan temulawak. Tujuh tanaman yang berasal dari Asia beriklim tropis, seperti biji jali-jali, kemiri, ketumbar, kunyit, kunyit putih, kumis kucing, dan pisang. Cantel, ganyong, garut, dan kimpul berasal dari wilayah Amerika beriklim tropis. Bawang merah berasal dari Tazhikistan, Afganistan, dan Iran. Temuan tanaman yang berhasil teridentifikasi juga dikategorikan pada kondisi butir pati yang rusak dan tidak rusak. Kerusakan butir pati menunjukkan proses pengolahan tanaman menggunakan batu pipisan dan gandik dengan cara dihaluskan kering atau basah.
Liyangan Site is an ancient settlement site from the 7th to 10th century
AD with a Hindu-Buddhist influence, discovered in 2000 at the foot of Mount
Sindoro. As an ancient site, Liyangan Site has received influences from foreign
civilizations that came to the Nusantara region. One of them is the influence
of plant utilization, both as food and as raw materials for herbal medicine
production. The discovery of grinding stones and pounders at Liyangan Site
provides evidence of plant processing. The remnants of plants found on the
grinding stones and pounders indicate the role of artifacts in the cultural
development and knowledge of the society at Liyangan Site. The method used in this
research is comparative analysis, comparing reference samples of contemporary
plants from ethnographic data with the starch residues found on the grinding
stones and pounders through microscopic analysis. Ten samples of grinding stones
and pounders were taken based on the variation of their findings at Liyangan
Site for residue extraction. From the extraction
process, observation, and identification referring to the reference samples, 18
plant data were identified. There are three plants native to Indonesia, such as
black pepper, galangal, and turmeric. Seven plants originated from tropical
Asia, such as sesame, candlenut, coriander, turmeric, white turmeric, cat's
whiskers, and banana. Cantel, ganyong, garut, and kimpul come from the tropical
regions of the Americas. Shallot originated from Tajikistan, Afghanistan, and
Iran. The identified plant findings were also categorized based on the
condition of the starch grains, whether damaged or intact. The damage to the
starch grains indicates the process of plant processing using grinding stones
and pounders by grinding them dry or wet.
Kata Kunci : Kata kunci: Situs Liyangan, Batu Pipisan, Batu Gandik, Tanaman, Pengolahan, dan Kontak Budaya.