Ragam Pengembangan Kawasan Wisata Gua Karst di Kabupaten Gunungkidul
Nadhine Salsa Maulita, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.; Dhimas Bayu Anindito, S.T., M.Sc.
2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Sebagai UNESCO Global Geopark,
Kawasan Karst Gunung Sewu memiliki nilai keragaman geologis, biologis, dan
kebudayaan yang tinggi. Salah satu ciri yang ada di kawasan karst adalah banyak
ditemuinya objek wisata gua. Bentanglahan gua karst merupakan kawasan yang sensitif.
Oleh sebab itu, perlu adanya batasan terhadap pengembangan wisata gua mengingat
aktivitas wisata yang melampaui batas daya dukung dapat menyebabkan degradasi
lingkungan. Selain itu, gua karst memiliki ragam bentuk yang menjadikan wisata
gua memiliki ragam atraksi, sehingga pengembangannya juga perlu disesuaikan
dengan bentukan masing-masing gua. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
kondisi dan posisi pengembangan serta kesesuaian pengelolaan pada ragam kawasan
wisata gua berdasarkan prinsip geowisata di Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul.
Metode penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan
pada tiga kawasan wisata gua sebagai objek penelitian berdasarkan keterdekatan
lokasi dan keragaman atraksi, yakni Kawasan Wisata Gua Kalisuci, Kawasan Wisata
Gua Jomblang, dan Kawasan Wisata Gua Jlamprong. Kemudian, dilakukan analisis
deskriptif pada masing-masing ketiga kawasan wisata gua tersebut berdasarkan variabel
yang telah ditentukan. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian
ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara, dan pengumpulan data
sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Gua Kalisuci
dan Kawasan Wisata Gua Jomblang berada di fase perkembangan dan pengelolaannya
telah sesuai dengan prinsip geowisata. Sementara, Kawasan Wisata Gua Jlamprong
berada di fase keterlibatan dan belum sesuai dengan prinsip geowisata pada
aspek ekonomi. Fase perkembangan pada siklus hidup wisata dinilai merupakan
fase yang paling baik sebagai fase yang mempertahankan wisata gua tidak
mengalami degradasi lingkungan. Geowisata dapat dianggap merupakan konsep yang
dapat mempertahankan kawasan wisata gua tidak menuju pada fase penurunan.
As
UNESCO Global Geopark, Karst of Gunung Sewu Area has a high value of
geodiversity, biodiversity, and cultural diversity. One of characteristic of
the karst area is that can be found a lot of tourist caves. Karst cave landform
are areas that are sensitive. Thus, there need to limit the development of cave
tourism considering that tourism activities that exceed the carrying capacity
limit can cause environmental degradation. In addition, karst caves have a
variety of forms that make cave tourism contains a variety of attraction, so
the development also need to be adapted to each form of the cave. The purpose of this research is to analyze
the condition and position of the development and the suitability of various cave
tourism area management based on geotourism principles in the karst area of
Gunungkidul Regency. This research method uses a qualitative deductive method.
This research is conducted in three cave tourism areas as research objects
based on the proximity of locations and the diversity of attractions, there is
Kalisuci Cave Tourism Area, Jomblang Cave Tourism Area, and Jlamprong Cave
Tourism Area. Then, a descriptive analysis is carried out in each of the three
cave tourism areas based on the variables that had been determined. The data
collection method used in this research was by observing, interviewing, and
collecting secondary data. The results of this research indicate that Kalisuci
Cave Tourism Area and Jomblang Cave Tourism Area are in the development phase
and their management is suitable with geotourism principles. Meanwhile,
Jlamprong Cave Tourism Area is in the involvement phase and is not yet suitable
for the geotourism principle from the economic aspect. The development phase in
tourism life cycle is considered as the best phase that maintains cave tourism do
not have environmental degradation. Geotourism can be considered as a concept
that can maintain cave tourism areas from developing into a decline phase.
Kata Kunci : gua karst, pengembangan wisata, geowisata