Place Identity Dusun Nawungan Sebagai Agrowisata Selopamioro Kabupaten Bantul
Afif Mubarok, Ratna Eka Suminar, S.T., M.Sc.
2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Agrowisata sebagai sebuah konsep produk pariwisata yang mampu
meningkatkan nilai jual dari sebuah kegiatan ekstraktif primer yaitu pertanian.
Pengembangannya seringkali menggunakan pendekatan model secara top-down.
Akibatnya terdapat pengabaian nilai-nilai karakteristik lokal yang umumnya
menjadi sebuah identitas pada suatu tempat (place identity). Padahal
identitas tempat memiliki berbagai peran penting dalam pengembangan kawasan.
Dusun Nawungan yang menjadi bagian Agrowisata
Desa Selopamioro telah direncanakan sejak tahun 2013, tetapi
saat ini dalam pelaksanaannya
belum memperlihatkan identitas khas yang akan menjadi salah satu nilai daya
tarik agrowisata. Di lain sisi, sebuah pariwisata yang
berkembang seharusnya akan memiliki identitas tempat yang kuat. Identitas
tempat dapat terbentuk melalui nilai perasaaan pada benak individu yang berinteraksi
pada lingkungannya. Berangkat
dari hal tersebut, diperlukan identifikasi identitas tempat yang ditinjau
dari sudut masyarakat setempat untuk menilai keadaan komponen pembentuk identitas tempat dan mengidentifikasi faktor yang memengaruhinya.
Melalui pendekatan metode deduktif-kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa komponen aspek dalam penilaian place identity melalui self-esteem, distinctiveness, self-efficacy, dan continuity dapat ditemukan di Dusun Nawungan 1 dan Nawungan 2 sebagai komponen pembentuk identitas tempat agrowisata dengan hubungan asosiasi terkuat melalui komoditas bawang merah. Akan tetapi, ditemukan bahwa identitas tempat pada Dusun Nawungan 2 tidak dibentuk oleh sub-variabel penjenamaan dan sub-variabel kesadaran kearifan lokal. Ditemukan pula bahwa tujuh faktor yang memengaruhi dalam identitas tempat yaitu lima faktor pendukung: potensi sumber daya alam, kearifan lokal, prospek komoditas ekonomi, alasan bertani, kemauan kolaborasi; dan dua faktor penghambat yaitu sentimen sosial dan bentuk pendekatan.
Agritourism
as a tourism product concept that is able to increase the selling value of a
primary extractive activity, which is agriculture. Its development often uses a
top-down model approach. As a result, there is a neglect of local
characteristic values which generally become an identity of a place (place
identity). Whereas place identity has various important roles in the
development of the area. Nawungan subvillage, which is part of Selopamioro
Village Agrotourism, has been planned since 2013, but currently in its
implementation it has not shown a distinctive identity that will be one of the
attraction values of agrotourism. On the other hand, a developing tourism
should have a strong place identity. Place identity can be formed through the
value of feelings in the minds of individuals who interact with their
environment. Based on this, it is necessary to identify the place identity from
the perspective of the local community to assess the state of components that
form place identity and identify factors that influence it.
Through a
deductive-qualitative method approach, this study found that the aspect
components in the assessment of place identity through self-esteem, distinctiveness,
self-efficacy, and continuity can be found in Nawungan 1 and Nawungan 2
subvillages as components of forming agritourism place identity with the
strongest association relationship through shallot commodities. However, it was
found that place identity in Nawungan 2 subvillage was not formed by the
branding sub-variable and the local wisdom awareness sub-variable. It was also
found that seven influencing factors in place identity are five supporting
factors: natural resource potential, local wisdom, economic commodity
prospects, reasons for farming, willingness to collaborate; and two inhibiting
factors, namely social sentiment and the forms of approach.
Kata Kunci : place identity,dusun nawungan,agrowisata