Pemanfaatan Tepung Sorgum sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu dengan Penambahan Glukomanan pada Pembuatan Mi
Azka Azkia Uswatuna Abdul Rouf, Galih Kusuma Aji, S.T.P., M.Agr., Ph.D.
2023 | Tugas Akhir | D4 Pengembangan Produk Agroindustri
Mi
merupakan salah satu makanan yang paling digemari di Indonesia sehingga
memiliki permintaan yang tinggi. Permintaan
mi yang tinggi mengakibatkan kebutuhan bahan baku yakni tepung terigu tinggi
pula. Indonesia merupakan negara yang tidak dapat memproduksi tepung terigu
karena tidak sesuai dengan karakteristik tanaman asal tepung terigu yakni
gandum sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan tepung terigu dilakukan impor. Pada penelitian ini diusulkan untuk mensubstitusi
tepung terigu dengan
tepung sorgum yang memiliki kandungan
zat gizi yang mirip yakni karbohidrat, protein, dan lemak sehingga
dapat mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. Faktor yang
akan digunakan yakni perbandingan antara
tepung terigu dengan tepung sorgum yakni
60%:40%, 70%:30%, dan 80%:20%. Tepung glukomanan juga ditambahkan
sebagai pengenyal produk untuk menutupi kelemahan tepung sorgum yang tidak dapat memberikan kekenyalan pada
produk. Penambahan tepung glukomanan
dilakukan sebanyak 0,5?n 1%. Pengujian yang dilakukan yakni mengenai sifat fisik
mi seperti kadar air, daya putus, daya
serap air, dan kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP), serta uji kesukaan konsumen. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan mi sorgum
terbaik adalah mi dengan substitusi sorgum 20?ngan penambahan glukomanan
sebanyak 0,5% yang memiliki kadar air sebesar 8,72%, daya serap air sebesar
247,13%, KPAP sebesar 6,48%, dan daya putus sebesar 0,48 N. Hasil uji hedonik
menunjukkan bahwa mi sorgum belum dapat menggantikan mi karena pada atribut
tekstur didapatkan nilai yang lebih rendah daripada benchmark sehingga perlu
dilakukan perbaikan.
Noodle is one of the most
popular foods in Indonesia so it has a high demand. The high demand for noodles
has resulted in the need for raw materials, namely wheat flour, which is also
high. Indonesia is a country that cannot produce wheat flour because it is not
in accordance with the characteristics of the plant from which wheat flour
originated, namely wheat, so to meet the need for wheat flour, imports were
carried out. In this study, it was proposed to substitute wheat flour with sorghum flour which contains similar nutrients,
namely carbohydrates, proteins, and fats so as to reduce
dependence on wheat flour. The factor to be used is the ratio between wheat
flour and sorghum flour, namely 60%: 40%, 70%: 30%, and 80%: 20%. Glucomannan flour is also added as a chewer to the
product to cover the weakness of sorghum flour which cannot provide chewiness
to the product. The addition of glucomannan flour is carried out as much as 0.5%
and 1%. The tests carried out were on the physical properties of noodles such
as moisture content, breaking power, cooking yield, and cooking loss, as well as consumer preference
tests. Based on the test results, the best sorghum noodles are noodles with 20%
sorghum substitution with the addition of 0.5% glucomannan which has a water
content of 8.72%, cooking yield of 247.13%, cooking less of 6.48%, and breaking
power of 0.48 N. The results of the hedonic test show that sorghum noodles have
not been able to replace noodles because the texture attribute obtained a lower
value than the benchmark so that improvements need to be made.
Kata Kunci : Mi, Tepung Gandum, Tepung Glukomanan, Tepung Sorgum