Laporkan Masalah

Identitas Seksual dalam Film "Une Nouvelle Amie" (2014) Karya François Ozon

Sintya Ayu Litasari, Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA.

2023 | Skripsi | SASTRA PERANCIS

Film Une Nouvelle Amie karya François Ozon menceritakan tentang kehidupan sosial dan pengalaman seksual yang dialami oleh seorang cross-dresser bernama David. Dari analisis yang dilakukan, terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi oleh fenomena seksualitas yang fluid, salah satunya adalah perilaku cross-dressing yang digambarkan oleh tokoh utama. Tokoh utama dipaparkan memiliki identitas seksual yang tidak stabil karena beberapa faktor, antara lain emosi dan relasi sosial. Dalam konsep seksualitas, emosi yang tidak terkendali dapat mempengaruhi stabilitas identitas seksual seseorang, sementara cross-dresser seringkali mengalami kesulitan dalam menjalin relasi sosial yang stabil. Masyarakat seringkali memandang negatif terhadap cross-dresser dan menganggap mereka memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Mereka juga dianggap tidak memiliki kebebasan dan otoritas atas tubuh mereka sendiri, sehingga sulit untuk mengekspresikan keinginan seksualnya secara bebas. Hasil analisis menunjukkan bahwa cross-dresser selalu diposisikan sebagai minoritas dan submisif, dengan perilaku mereka dianggap sebagai penyimpangan dari norma.

The film Une Nouvelle Amie by François Ozon depicts the social life and sexual experiences of a cross-dresser named David. Through the analysis conducted, it reveals the challenges faced by fluid sexuality, one of which is the portrayal of cross-dressing behavior by the main character. The main character is presented as having an unstable sexual identity due to various factors, including emotions and social relationships. In the concept of sexuality, uncontrolled emotions can influence the stability of a person's sexual identity, while cross-dressers often struggle to establish stable social relationships. Society often views cross-dressers negatively and considers them to have deviant sexual orientations. They are also seen as lacking freedom and authority over their own bodies, making it difficult for them to express their sexual desires freely. The analysis results indicate that cross-dressers are always positioned as minorities and submissive, with their behavior being seen as a deviation from the norm.

Kata Kunci : identitas seksual, penyimpangan, cross-dresser, Une Nouvelle Amie/ sexual identity, deviation, cross-dresser, Une Nouvelle Amie

  1. S1-2023-446388-abstract.pdf  
  2. S1-2023-446388-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-446388-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-446388-title.pdf