Laporkan Masalah

Nama-nama Pondok Pesantren di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Uswatun Hasanah, Dr. Moh Masrukhi, M.Hum.

2023 | Tesis | S2 Linguistik

Hal yang dibahas dalam penelitian ini adalah nama-nama pndok pesantren di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur generik dan unsur spesifik nama pondok pesantren, bentuk satuan kebahasaa  unsur spesifik nama, makna, dan faktor sosial budaya yang melingkupinya. Data penelitian dalam tesis ini dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian diperoleh melalui beberapa sumber, antara lain website Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, website Direktori dan Informasi Pondok Pesantren, dan website emispendis.kemenag.go.id., sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui wawancara dengan beberapa narasumber dan website resmi pondok pesantren.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat serta metode cakap dengan teknik pancing dan teknik rekam dan catat. adapaun metode analisis data satuan kebahasaan menggunakan metode agih dan metode kontekstual digunakan untuk menganalisa makna nama pondok pesantren. Selain itu, penggelompokkan nama pondok pesantren menggunakan model klasifikasi nama yang digagas oleh ANPS (Australian National Placename Survey) dan Ainiala (2006). Hasil analisis disajikan secara formal dan informal.

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Unsur generik toponimi pondok pesantren yang ditemukan antara lain, yaitu pesantren, pondok pesantren, pondok pesantren salafiyyah, pondok pesantren modern, pondok pesantren mahasiswa, pondok pesantren tahfidzul Qur’an, panti asuhan & pondok pesantren, bayt dan ma’had. Unsur spesifik pembentuk nama pondok pesantren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahasa tunggal seperti bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa, serta bahasa ganda/campur kode, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Arab, serta bahasa Arab dan bahasa Inggris. (2) Bentuk satuan kebahasaan unsur spesifik nama yang ditemukan, yaitu berupa ism (nomina) dan murakkab (frasa). Jenis ism BA yang ditemukan antara lain berdasarkan jenisnya terdapat ism muzakar (nomina maskulin) dan ism muannas (nomina feminin), berdasarkan jumlahnya ditemukan ism mufrad (nomina tunggal) dan ism jama’  (nomina  jama’), berdasarkan bentuk akhirnya terdapat ism sahih akhir dan ism gair sahih akhir, serta berdasarkan pembentukannya ditemukan ism jamid dan ism musytaq. Kata non BA yang muncul adalah berbentuk monomorfemis. Adapun bentuk murakkab (frasa) yang ditemukan, yaitu murakkab ismi idafi, murakkab ismy na’ti, dan murakkab ismi isnadi. Frasa non BA yang muncul adalah frasa nominal, frasa numerical, dan frasa adjektival. (3) Kategori makna nama pondok pesantren yang ditemukan antara lain berupa locational, occupation/activity, person(s), other living entity, transfer, unsur alam, benda mati, dan nama lembaga atau instansi. Beberapa faktor sosial budaya yang muncul adalah kepercayaan, pedoman hidup beragama, dan harapan/doa.


This study focuses on the names of pondok pesantren in Yogyakarta. This study aimed to identify the form of linguistics units, meaning, and the generic and the specific part of pondok pesantren’s names and the social and cultural aspects. The research data in this thesis were classified into primary and secondary data. Primary data was obtained by researchers from many sources, such as the website of Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, the website of Direktori dan Informasi Pondok Pesantren, dan the website of emispendis.kemenag.go.id., while secondary data was obtained by interviews with some informers and the official website of pondok pesantren.
In collecting data, the researcher used the observation method with noting technique and the conversation method with stimulation, noting, and also recording techniques. In analyzing data, the researchers used the distributional method and the contextual method. Furthermore, in classifying the names of pondok pesantren used naming classification by ANPS (Australian National Placename Survey) and Ainiala (2016). The results of the data analysis were presented informally and formally.
From the research conducted, the following results were obtained: (1) The generic part found were pesantren, pondok pesantren, pondok pesantren salafiyyah, pondok pesantren modern, pondok pesantren mahasiswa, pondok pesantren tahfidzul Qur’an, panti asuhan & pondok pesantren, bayt dan ma’had. While the specific part found were classified into 2 kinds, such as single language and dual languages. The single language found were Arabic, Indonesian, and Javanese. The dual languages found were Indonesian – Arabic and Arabic – English. (2) Linguistic units of specific parts found in pondok pesantren’s names in Yogyakarta were in the form of ism and murakkab. Non-Arabic nouns were in the form of a single morpheme. Kinds of ism found were based on its kinds were ism muzakar and ism muannas, based on its number were ism mufrad  and  ism  jama’ , based on the final word were ism sahih akhir and ism gair sahih akhir, and based on the formation of the word were ism jamid and ism musytaq.
Kinds of murakkab found in pondok pesantren’s names in Yogyakarta were murakkab ismi idafi, murakkab ismy na’ti, and murakkab ismi isnadi. The non-Arabic phrases were in the form of noun phrases, numerical phrases, and adjectival phrases. (3) The categorization of the meaning of pondok pesantren’s names in Yogyakarta was classified based on locational, occupation/activity, person(s), other living entity, element of nature, non-living thing, and name of institution. The social and cultural aspects were in the form of belief, the guidance of religious life, and hope.


Kata Kunci : nama pondok pesantren, Yogyakarta, unsur generik nama, unsur spesifik nama, satuan kebahasaan, makna, faktor sosial budaya

  1. S2-2023-449367-abstract.pdf  
  2. S2-2023-449367-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-449367-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-449367-title.pdf