Deteksi Molekuler Mikrobia Patogen pada Madu Lebah Madu Apis mellifera Linnaeus 1761 (Hymenoptera: Apidae)

I Gusti Made Raka Alpin Aditya, Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D

2023 | Skripsi | BIOLOGI

Lebah madu Apis mellifera memainkan peran penting dalam penyerbukan tanaman global. Populasi A. mellifera menghadapi berbagai ancaman, salah satunya adalah entomopatogen. Patogen bertanggung jawab atas 13 persen dari seluruh ancaman terhadap populasi A. mellifera. Patogen yang umum menyerang adalah Nosema spp. penyebab nosemosis, Melissococcus plutonius penyebab European Foulbrood (EFB), dan Paenibacillus larvae penyebab American Foulbrood (AFB). Data terkait kehadiran dan infeksi patogen ini tidak tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi entomopatogen yang menyerang A. mellifera menggunakan DNA yang ada dalam madu serta mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap kemunculan patogen. Dalam penelitian ini, kami mengekstraksi 30 sampel madu yang berasal dari Jawa, Bali dan Sumatera. DNA madu diamplifikasi dengan metode PCR konvensional untuk mendeteksi patogen N. apis, N. ceranae, M. plutonius, dan P. larvae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patogen N. ceranae memiliki prevalensi sebesar 20 persen, M. plutonius untuk pertama kalinya terdeteksi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 3,33 persen. Sedangkan N. apis dan P. larvae belum berhasil terdeteksi. Hasil ini menunjukkan bahwa madu dapat digunakan dalam deteksi patogen secara molekuler. Hasil analisis faktor lingkungan menunjukkan bahwa presipitasi memiliki korelasi yang signifikan terhadap kemunculan N. ceranae dan M. plutonius meskipun perlu dilakukan penelusuran lebih dalam lagi untuk mempelajari bagaimana pengaruhnya.

Honeybee Apis mellifera play an important role in global pollination of plants. The population of A. mellifera faces various threats, one of which is diseases caused by several species of pathogen. The pathogen is responsible for 13 percent of the entire threat to the population of A. mellifera.  Commonly infecting pathogens are Nosema spp. cause of nosemosis, Melissococcus plutonius causes of European Foulbrood (EFB), and Paenibacillus larvae causes of American Foulbrood (AFB). Data related to the presence and prevalence of these pathogens are not available in Indonesia. Therefore, this study aimed to detect entomopathogens that infect A. mellifera using DNA present in honey as well as study the influence of environmental factors on the emergence of pathogens. In this study, DNA were extracted from 30 honey samples from Java, Bali and Sumatra. Extracted DNA were amplified by conventional PCR methods to detect the presence of  N.  apis, N. ceranae, M. plutonius, and  P.   larvae.  The results showed that N. ceranae had a prevalence of  20 percent, M. plutonius for the first time was detected in Indonesia with a prevalence of 3.33 percent. Meanwhile, N. apis and P. larvae have not been successfully detected. These results also showed that honey can be used in the molecular detection of honeybees pathogens. The results of the environmental factors analysis indicated that precipitation has a significant correlation to the prevalence of N. ceranae and M. plutonius although it is still necessary to explore more thoroughly to confirm the correlation of precipitation to the prevalence of honeybee pathogen in particular of N. ceranae and M. plutonius.

Kata Kunci : Apis mellifera, foulbrood, madu, Nosema, PCR