Laporkan Masalah

Kultum Pemuda Tersesat: Pemaknaan Pesan Toleransi Beragama pada Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Azzam Ahmad Fadhila, Dr. Muhammad Najib, S.Sos., M.A.

2023 | Skripsi | Sosiologi

Konten dakwah melalui YouTube menjadikan penyampaian dakwah lebih fleksibel dalam segi tempat, waktu, serta jangkauan penontonnya. Kultum Pemuda Tersesat (KPT) merupakan salah satu bentuk dakwah kontemporer yang penyampaiannya dibalut menggunakan sarana humor yang menjadikan dakwah ini berbeda dengan dakwah umu

m. Belakangan ini peneliti memiliki keresahan dengan berbagai tanggapan yang diberikan oleh masyarakat terhadap KPT. Terdapat komentar yang menganggap KPT sebagai konten dakwah menyenangkan tetapi ada pula yang menganggap sesat. Penelitan ini berusaha mengkaji hal tersebut karena belum banyak penelitian pemaknaan konten KPT.

Penelitian ini bertujuan menganalisis pemaknaan pesan toleransi beragama pada konten YouTube “Kultum Pemuda Tersesat” oleh mahasiswa UGM. Terdapat enam informan yang dibedakan berdasarkan agama, jenis kelamin, dan pengalaman organisasi agama. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan mengggunakan metode analisis resepsi Stuart Hall (1980) dengan konsep encoding dan decoding guna mengkategorisasikan informan dalam tiga katergori yaitu posisi hegeomoni-dominan, negosiasi, dan oposisi. Kemudian juga dianalisis pengaruh faktor kontekstual informan terhadap pemaknaan KPT.

Hasilnya, analisis pemaknaan KPT menunjukkan tidak satupun informan berada pada posisi pembacaan oposisi. Tiga informan pada posisi hegemoni dominan dan tiga lainnya berada pada posisi negosiasi. Pemaknaan tersebut dipengaruhi faktor kontekstual diantaranya kebiasaan bermedia, lingkungan sekitar, dan agama. Faktor tersebut tidak berdiri terpisah tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pada analisis lebih lanjut berdasarkan pesan dakwah KPT, semua informan menyetujui empat hakikat toleransi beragama Walzer (1997). Hal tersebut menjadi bukti KPT dapat menjadi media edukasi toleransi beragama.

Da’wah content through YouTube makes the delivery of da'wah more flexible in terms of place, time, and audience reach. Kultum Pemuda Tersesat (KPT) is one form of contemporary da'wah whose delivery is wrapped using humorous means that make this da'wah different from general da'wah. Lately, researchers have been concerned with the various responses given by the public to KPT. There are comments that consider KPT as fun da'wah content but some consider it misguided. This research seeks to examine this because there has not been much research on the meaning of KPT content.

This study aims to analyze the meaning of religious tolerance messages on YouTube content "Kultum Pemuda Tersesat" by UGM students. There are six informants who are distinguished by religion, sex, and experience of religious organizations. The method used is descriptive-qualitative by using Stuart Hall (1980) reception analysis method with the concept of encoding and decoding to categorize informants in three categories, namely hegeomoni-dominant, negotiation, and opposition positions. Then also analyzed the influence of informants' contextual factors on the meaning of KPT.

As a result, the analysis of KPT's meaning shows that none of the informants are in the oppositional reading position. Three informants are in the position of dominant hegemony and three others are in the position of negotiation. This interpretation is influenced by contextual factors including media habits, the surrounding environment, and religion. These factors do not stand apart but are interrelated with each other. In further analysis based on KPT's proselytizing message, all informants agreed on Walzer (1997) four essentials of religious tolerance. This is proof that KPT can be a medium for religious tolerance education.

Kata Kunci : Kultum Pemuda Tersesat (KPT), Toleransi Beragama, Resepsi, Pemaknaan, Anak Muda

  1. S1-2023-443234-abstract.pdf  
  2. S1-2023-443234-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-443234-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-443234-title.pdf