Laporkan Masalah

Pola dan Arus Migrasi Risen di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Hasil Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2015

Valen Rizki Gitanto, Dr. Sukamdi, M.Sc.

2023 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola dan arus migrasi risen di Kalimantan Timur serta kaitannya dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menerapkan analisis pola keruangan dan analisis proses keruangan, serta mempertimbangkan teori-teori migrasi Lee dan Ravenstein sebagai landasan analisis. Ditemukan bahwa persentase migran risen dari luar provinsi dan dalam provinsi berturut-turut 3,85?n 1,67%. Faktor jarak masih berperan sebagai rintangan antara (intervening obstacles) dalam migrasi risen dari luar provinsi di pulau Kalimantan, namun, faktor ini terkompensasi dengan adanya Jalan Trans Kalimantan. Migrasi masuk terkonsentrasi di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Meskipun begitu, migrasi neto di seluruh kota nilainya negatif. Kota Bontang sebagai penghasil PDRB industri pengolahan tertinggi migrasi masuknya rendah, baik migrasi dari luar maupun dalam provinsi. Tetapi, serapan pekerjaan sektor manufakturnya bagi migran tinggi. Hubungan antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 Tahun 2015 level kabupaten/kota dengan jumlah migran risen per kabupaten/kota cukup rendah, dengan Koefisien Korelasi Pearson (nilai r) sebesar 0,483. Hubungan yang jauh lebih kuat ditemukan pada PDRB jasa pendidikan sebagai variabel independen (r = 0,946). Nilai r sangat rendah (mendekati nol) pada variabel independen PDRB pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industri pengolahan, yakni secara berurutan -0,030, 0,120, dan 0,292. Migrasi cenderung mengarah ke daerah dengan PDRB yang bukan didominasi oleh pertambangan dan penggalian, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Kutai Kartanegara sebagai daerah lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) sekaligus penghasil PDRB pertambangan dan penggalian tertinggi hanya menempati peringkat ke-5 tertinggi (ada 7 kabupaten dan 3 kota di Kalimantan Timur) migrasi masuk terbanyak. Penajam Paser Utara yang juga merupakan daerah lokasi IKN tidak terlalu menonjol dalam indikator-indikator migrasi risen. Pembangunan IKN dan beroperasinya IKN berpotensi meningkatkan volume migrasi menuju Penajam Paser Utara dan mengubah distribusi migran risen di Kalimantan Timur.

This research is conducted to examine the patterns and flows of internal migration in East Kalimantan Province and its relation to Gross Domestic Regional Product (GDRP). The research method employed is quantitative descriptive, with the utilization of spatial pattern analysis and spatial process analysis. Lee and Ravenstein's migration theories are applied here as the analytical foundation. The study found that the percentage of recent migrants from outside the province and within the province are 3.85% and 1.67%, respectively. Distance continues to function as an intervening obstacle in the inland-interprovincial recent migration to East Kalimantan; however, this obstacle is compensated for by the presence of the Trans Kalimantan Highway. Migration is concentrated in the cities (kota) of Samarinda and Balikpapan. Nevertheless, the net migration across all cities is negative. Bontang City, a prominent producer of the highest GDRP in the manufacturing sector, experiences low in-migration, both from outside and within the province. Nevertheless, the manufacturing sector provides ample employment opportunities for migrants. Regarding the relationship between the Real GDRP in 2015 (base year: 2010) and the number of recent migrants per district/city in 2015, the correlation coefficient (Pearson's r) is relatively low at 0.483. A much stronger relationship is observed with the independent variable of GDRP from the education sector (r = 0.946). The r values are quite low (close to 0) for the independent variables of GDRP from the agricultural, mining, and manufacturing sectors, which are -0.030, 0.120, and 0.292, respectively. Migration tends to gravitate towards regions with GDRP that are not predominantly driven by mining and excavation, such as the cities of Balikpapan and Samarinda. Kutai Kartanegara, the location of the Ibu Kota Nusantara (IKN) and the highest producer of GDRP from the mining and excavation sector, ranks only fifth in terms of the highest in-migration (among seven districts and three cities in East Kalimantan). Penajam Paser Utara (PPU), which is also an IKN location, does not stand out in terms of recent migration indicators. The development and operation of IKN have the potential to increase migration volumes towards PPU and alter the distribution of recent migrants in East Kalimantan.

Kata Kunci : Migrasi Risen, Kalimantan Timur, SUPAS, PDRB, IKN, Recent Migration, East Kalimantan, GDRP.

  1. S1-2023-429700-abstract.pdf  
  2. S1-2023-429700-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-429700-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-429700-title.pdf