Kesalahan Penerjemahan dan Strategi Penerjemahan Frasa Nomina dalam Hidup Apa Adanya Terjemahan dari Buku Esai 'Naneun Naro Salgiro Haetda'
Roro 'Ayniy Rohmatulloh, Dr. Hwang Who Young, M.A.
2023 | Skripsi | BAHASA KOREA
Penelitian ini membahas tentang kesalahan penerjemahan dan strategi penerjemahan frasa nomina bahasa Korea ke bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan kedua hal tersebut yang terdapat pada buku kumpulan esai Hidup Apa Adanya (2020) terjemahan dari 'Naneun Naro Salgiro Haetda' karya Kim Suhyun (2016). Teori yang digunakan adalah kritik terjemahan oleh Peter Newmark (1988) dan strategi penerjemahan oleh Zuchridin Suryawinata & Sugeng Hariyanto (2016) dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam tipe kesalahan penerjemahan, yaitu (1) kesalahan makna, (2) eliminasi, (3) perubahan kelas dan bentuk kata, (4) diksi yang kurang tepat, (5) penerjemahan kata per kata, (6) kesalahan istilah budaya. Kesalahan makna adalah tipe kesalahan yang paling sering ditemukan. Lalu, ditemukan bahwa seluruh strategi struktural dan strategi semantik kecuali padanan budaya dan padanan deskriptif telah digunakan oleh penerjemah. Ditemukan juga sembilan strategi campuran yang digunakan untuk menerjemahkan frasa nomina, yakni (1) perluasan dan terjemahan resmi, (2) sinonim dan transposisi, (3) sinonim, transposisi, dan penambahan, (4) sinonim, transposisi, dan pungutan, (5) modulasi, transposisi, dan pengurangan, (6) modulasi, analisis komponensial, dan penambahan, (7) pungutan dan penambahan, (8) pungutan dan transposisi, serta (9) pungutan, transposisi, penyusutan, dan perluasan. Strategi sinonim dan transposisi adalah kombinasi yang paling sering digunakan.
This research discusses about Korean noun phrase's translation errors and translation strategies to Indonesian. This research aims to examines and describes those two things that occurred in an essay collection book by Suhyun Kim titled Hidup Apa Adanya (2020), Indonesian version of 'Naneun Naro Salgiro Haetda' (2016). Two theories that being used are Peter Newmark's Translation Criticism (1988) and Zuchridin Suryawinata and Sugeng Hariyanto's Translation Strategies (2016) with descriptive qualitative analysis method. The result shows that there are six forms of translation errors such as (1) semantic error, (2) omission, (3) word's class and form's change, (4) diction error, (5) word by word translation, and (6) cultural terms error. Semantic error is the most found error type. Furthermore, it has been found that all of the structural strategies and semantic strategies except cultural equivalent and descriptive equivalent were used by the translator. There are also nine strategy combinations that used for translating noun phrases that has been found, which are (1) expansion and recognized translation, (2) synonymy and transposition, (3) synonymy, transposition, and addition, (4) synonymy, transposition, and borrowing, (5) modulation, transposition, and subtraction, (6) modulation, componential analysis, and addition, (7) borrowing and addition, (8) borrowing and transposition, and lastly (9) borrowing, transposition, reduction, and expansion. Synonymy and transposition strategy is the most used strategy combination.
Kata Kunci : kesalahan penerjemahan, strategi penerjemahan, frasa nomina, 'Naneun Naro Salgiro Haetda', Hidup Apa Adanya