Laporkan Masalah

Kelangkaan Beras September 1972-Januari 1973 di Daerah Istimewa Yogyakarta

Abdulloh Abdummunib, Dr. Sri Margana, M.Phil.

2023 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Beras merupakan bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan beras menjadi hal yang sangat vital bagi kehidupan rakyat Indonesia. Pada September 1972 hingga Januari 1973 terjadi kelangkaan beras yang pada masa itu masyarakat dan media menyebutnya sebagai paceklik beras. Sementara itu, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki tingkat produksi beras yang sedikit sehingga kelangkaan beras tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap situasi perberasan di DIY. Skripsi ini akan mencoba menguji apakah yang terjadi pada 1972 itu benar paceklik atau memang persoalan-persoalan lain dan bagaimana pengaruhnya terhadap situasi perberasan di DIY. 

Sebagai sebuah tulisan sejarah, skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yag meliputi pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa  sumber kepustakaan, arsip, surat kabar, dan majalah yang diperoleh melalui lembaga pengelola arsip, perpustakaan, maupun daring. Akhirnya, penelitian ini menemukan bahwa kelangkaan beras 1972-1973 terjadi karena banyak pedagang nakal yang menimbun beras di gudang-gudang, situasi ini diperparah dengan adanya kesalahan manajemen perberasan yang dilakukan oleh BULOG sebagai lembaga yang bertugas menjaga kestabilan harga beras. Kelangkaan beras kemudian berdampak pada kenaikan harga beras hingga 100% di DIY. Upaya penanganan yang dilakukan pemerintah di DIY, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, masih cukup untuk mengganjal perut rakyat DIY. 

Rice is the most widely consumed food by Indonesian people. Therefore, the availability of rice supplies is very vital for the life of the Indonesian people. From September 1972 to January 1973 there was a shortage of rice which at that time the public and the media called a rice famine. Meanwhile, the Special Region of Yogyakarta is a region that has a small level of rice production so that the shortage of rice certainly has a significant impact on the rice situation in DIY. This thesis will try to test whether what happened in 1972 was really famine or indeed other problems and how it affected the rice situation in DIY. 

As a historical writing, this thesis uses historical research methods which include selecting topics, gathering sources, verifying, interpreting, and historiography. The sources used in this study were in the form of library sources, archives, newspapers, and magazines obtained through archive management institutions, libraries and online. Finally, this study found that the 1972-1973 rice shortage occurred because many unscrupulous traders hoarded rice in warehouses. This situation was exacerbated by rice management errors carried out by BULOG as the agency tasked with maintaining rice price stability. The shortage of rice then resulted in an increase in rice prices up to 100% in DIY. The handling efforts made by the government in DIY, with all the limitations it has, are still enough to prop up the stomachs of the people of DIY. 

Kata Kunci : Beras, paceklik, kelangkaan, Yogyakarta/Rice, famine, shortage, Yogyakarta

  1. S1-2023-428504-abstract.pdf  
  2. S1-2023-428504-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-428504-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-428504-title.pdf