Bahasa Ceindan sebagai Variasi Bahasa Slang di Kota Samarinda: Kajian Sosiolinguistik
Fauziah Hajjah, Dr. Tri Mastoyo Jati Kesuma, M.Hum.
2023 | Tesis | S2 Linguistik
Penelitian ini bertujuan menjelaskan proses pembentukan kata, bentuk penggunaan, serta latar belakang pengguna dan persebaran bahasa Ceindan di Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu triangulasi sumber data dan pengisian kuesioner. Sumber data diperoleh dari sosial media, pengisian kuesioner, dan hasil wawancara. Metode analisis data yang digunakan, yaitu metode padan fonetis arikulatoris dan metode analisis data kuantitatif deskriptif. Selanjutnya, data disajikan menggunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembentukan kata dalam bahasa Ceindan mengalami penambahan fonem dan pelesapan suku kata. Penambahan dan peletakan fonem dipengaruhi oleh jumlah suku kata dan fonem yang dimiliki, sedangkan pelesapan suku kata dipengaruhi oleh jumlah dan jenis suku kata terbuka atau tertutup. (2) Struktur kalimat bahasa Ceindan sama seperti bahasa Indonesia atau bahasa Banjar. Kata yang disamarkan dapat berupa beberapa kata atau keseluruhan kata. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan dan keahlian pengguna dalam menyamarkan pembicaraan. (3) Berdasarkan latar belakang pengguna dan persebaran bahasa Ceindan, berikut hasil yang diperoleh. Pertama, laki-laki lebih banyak menggunakan bahasa Ceindan daripada perempuan. Kedua, usia pengguna bahasa Ceindan paling banyak pada masa remaja awal (12—16 tahun). Ketiga, pengguna bahasa Ceindan merupakan kaum terdidik. Keempat, pengguna bahasa Ceindan tidak hanya bertempat tinggal di Jalan Cendana dan sekitarnya, tetapi juga tersebar di seluruh kecamatan di Kota Samarinda. Kelima, persebaran tersebut terjadi karena adanya interaksi di lingkungan sekolah antara remaja yang tinggal di Jalan Cendana dengan remaja di luar wilayah tersebut. Terakhir, persebaran bahasa Ceindan paling tinggi terjadi pada tahun 2007–2011.
This study aims to explain the process of word formation and form of use, as well as the background of the users and distribution of the Ceindan language in Samarinda City. This research uses qualitative and quantitative methods. The data collection method used was a data source triangulation and survey. Data sources were obtained from social media, questionnaires, and interviews. The data analysis methods used are the articulatory phonetic equivalent and descriptive quantitative analysis. Furthermore, the data is presented using both formal and informal methods. The results showed that (1) the word formation process in Ceindan experienced the addition of phonemes and the deletion of syllables. The quantity and types of open or closed syllables have an impact on the deletion of syllables, while the number and placement of phonemes depend on the number of syllables and phonemes they contain. (2) The sentence structure of Ceindan is the same as Indonesian or Banjarese. The disguised word can be a few words or a whole word. This is influenced by the user's desire and expertise in disguising speech. (3) Based on the background of the users and the spread of the Ceindan language, the following results are obtained: First, men use the Ceindan language more than women. Second, the age of Ceindan language users is mostly in early youth (12–16 years). Third, users of the Ceindan language are educated people. Fourth, users of the Ceindan language not only live on Cendana Street and its surroundings but are also spread across all sub-districts in Samarinda City. Fifth, this distribution occurs due to interactions in the school environment between teenagers who live on Cendana Streer and teenagers outside the area. Finally, the spread of the Ceindan language was highest in 2007–2011.
Kata Kunci : bahasa Ceindan, Kota Samarinda, slang, sosiolinguistik, variasi bahasa