KLUSTERISASI MASYARAKAT BERDASARKAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KONSERVASI BERBASIS KOMUNITAS DI DUSUN BATUR, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

Herdianto Dwi Nugroho, Prasetyo Nugroho, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPM.

2023 | Tugas Akhir | D4 PENGELOLAAN HUTAN

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memiliki peran penting dalam perlindungan habitat flora dan fauna, sumber air, serta pengembangan wisata alam dan budaya. Dalam konteks pengelolaan Taman Nasional, partisipasi masyarakat lokal menjadi faktor kunci dalam mencapai tujuan konservasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu mengetahui ragam sikap atau dukungan masyarakat dalam kegiatan konservasi menjadi penting guna menjaga konservasi yang berkelanjutan. Berdasar pada Social Exchange Theory (SET) yang diperluas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan masyarakat berdasar dukungan kegiatan konservasi di Padukuhan Batur, Desa Kepuharjo. Metode analisis kluster K-means digunakan untuk analisis data dan pengelompokan responden berdasarkan variabel tingkat keterikatan, keterlibatan, manfaat yang diterima, kerugian yang diterima, dan dukungan terhadap konservasi. Secara total, 257 responden diperoleh. Hasil Analisis menunjukkan bahwa masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua kluster, yaitu kluster kelompok yang memiliki dukungan tinggi (kluster 1) dan rendah (kluster 2). Kluster 1 dicirikan dengan keterikatan, keterlibatan, manfaat, dukungan yang tinggi, dan hanya menerima sedikit kerugian. Kluster 2 dicirikan dengan rendah dalam tingkat keterikatan, keterlibatan, manfaat, dan dukungan terhadap konservasi namun mendapatkan kerugian yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki tingkat dukungan yang berbeda dalam mendukung kegiatan konservasi. Oleh karena itu, Pemerintah Desa dan Taman Nasional Gunung Merapi harus berkolaborasi merancang kebijakan meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan konservasi pada kelompok yang rendah tersebut seperti, peraturan yang meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat.

Gunung Merapi National Park (GMNP) plays a crucial role in protecting flora and fauna habitats, water sources, as well as developing nature and cultural tourism. There are 32 adjacent villages to GMNP, and the communities in these villages have a long-standing dependence on the natural resources of Mount Merapi. In the context of national park management, the participation of local communities is a key factor in achieving sustainable conservation goals. Therefore, understanding the attitudes and support of the communities towards conservation activities is important for maintaining sustainable conservation efforts. This study aims to analyze and classify community groups based on their support for conservation activities in Batur Hamlet, using the framework of Social Exchange Theory (SET). The K-means cluster analysis method is used for data analysis and respondent grouping. The analysis results from 257 respondents identifying can be grouped into two clusters: a cluster of high support (Cluster 1) and a cluster of low support (Cluster 2). Cluster 1 is characterized by high levels of community involvement, community attachment, perceived benefits, support for conservation, with minimal perceived costs. Cluster 2 is characterized by low levels of community involvement, community attachment, perceived benefits, support for conservation, with high perceived costs. These findings demonstrate that the community has varying levels of support for conservation efforts. Therefore, the Village Government and Mount Merapi National Park should collaborate to design policies aimed at enhancing community support for conservation activities, particularly targeting the low-support group. This could include implementing regulations that promote active participation from the community.

Kata Kunci : Padukuhan Batur, Social Exchange Theory (SET), Analisis kluster, Taman Nasional Gunung Merapi