Laporkan Masalah

Pemodelan Inundasi Gelombang Tsunami di Pesisir Pantai Kabupaten Bantul dengan Model McSaveney dan Rattenbury (2000)

Muhammad Imran Hafiduddin, Ir. Waljiyanto, M.Sc.

2023 | Skripsi | TEKNIK GEODESI

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan indeks risiko bencana tsunami yang tinggi berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, ketersediaan peta bahaya bencana tsunami Kabupaten Bantul dengan metodologi sesuai dengan anjuran pada Buku Risiko Bencana Indonesia milik BNPB dirasa masih kurang. Selain untuk mencari luas dari inundasi itu sendiri, kegiatan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kelemahan ataupun keterbatasan dari metode kehilangan ketinggian tsunami (Hloss), sebagaimana metodologi tersebut telah dijadikan sebagai acuan oleh BNPB.

Secara umum, metodologi utama yang digunakan pada penelitian ini ialah pemodelan berupa perhitungan kehilangan ketinggian tsunami di setiap 1 meter jarak inundasi atau biasa disimbolkan dengan “Hloss”. Pemodelan ini ditemukan pertama kali oleh McSaveney dan Rattenbury pada tahun 2000. Pada pelaksanaannya, data yang digunakan yaitu DEMNAS serta data tutupan lahan sebagai bahan utamanya. Selain dua parameter tersebut, terdapat pula parameter berupa ketinggian tsunami di garis pantai, yang mana nilainya didapatkan berdasarkan lampiran Peraturan Kepala BNPB No. 4 Tahun 2012, yaitu setinggi 11 meter. Pelaksanaan penelitian ini seluruhnya menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG), yaitu ArcGIS maupun QGIS. Salah satu tools utama yang digunakan pada penelitian ini ialah tools cost distance, yang mana bertujuan untuk menghitung akumulasi dari Hloss tersebut.

Penelitian ini menghasilkan peta bahaya bencana tsunami dengan luasan inundasi sebesar 845.519,194 m2 atau 0,84552 km2 di seluruh pesisirnya. Oleh karena kelemahan dan keterbatasan metodologi yang digunakan, maka hasil inundasi yang diperoleh tidak seluruhnya valid atau merepresentasikan kondisi sebenarnya di lapangan. Keterbatasan wtersebut dimulai dari tools slope pada perangkat lunak SIG, hingga hasil inundasi yang melewati sungai tidak tergambarkan sebagaimana teorinya. Kemudian hasil peta bahaya tersebut dilakukan uji peta dengan membandingkan luasan inundasinya dengan peta lain. Hasil overlay antara luas peta hasil penelitian dengan peta pembanding tersebut menghasilkan perbedaan luas yang sangat jauh berbeda. Hal tersebut disebabkan terdapat perbedaan data beserta metodologi yang digunakan pada masing-masing peta.

Kabupaten Bantul is one of regencies located in Province of Daerah Istimewa Yogyakarta with a high tsunami disaster risk index based on Indonesian Disaster Risk Index by Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). However, availability of Kabupaten Bantul Tsunami Disaster Hazard Map whose th in accordance with recommendation on BNPB's Disaster Risk Book Index still felt less available. Beside of finding the area of the inundation itself, this research also intend to identify weaknesses or limitation of the use of this methodology, that is tsunami height loss (Hloss) method, as it used as a reference by BNPB.

Generally, the main methodology used in this research is a calculation of tsunami's height loss in every 1 meter of inundation distance or symbolized as "Hloss". At first, this model was discovered by McSaveney and Rattenbury in 2000. In its implementation, DEMNAS and land cover are used as main data. Except of those parameters, there is also a tsunami's height at coastline parameter, which its value is obtained based on attachment at Peraturan Kepala BNPB No. 4 Tahun 2012, which is 11 meters high. This research implementations entirely are being performed with Geographic Information System (GIS) software, that is ArcGIS and QGIS. One of the main tools used in this research is cost distance tools, which intend to calculate accumulation of those Hloss.

This research results tsunami disaster hazard map whose inundation area of 845.519,194 m2 or 0,84552 km2 on its entire coast. Because of weaknesses and limitations of the methodology used, then the inundation results obtained are not entirely valid or represent the actual conditions of the field. Those limitations starts from tools slope in the GIS software, up to the result of inundation that pass through the river are not described as the theory goes. Then the result of hazard map been carried out a map test, by comparing the inundation area with other maps. The results of the overlay between the area of the research map and the comparison map produce a very large difference in area. This is because there are differences in data and the methodology used in each map.

Kata Kunci : tsunami, Bantul, kehilangan ketinggian tsunami, Hloss, cost distance, inundasi, McSaveney dan Rattenbury.

  1. S1-2023-428718-abstract.pdf  
  2. S1-2023-428718-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-428718-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-428718-title.pdf