MAKNA PERIBAHASA KOREA DAN INDONESIA BERLEKSEM AYAM: ANALISIS KONTRASTIF
Muhammad Yahya, Dr. Hwang Who Young, M.A
2023 | Skripsi | BAHASA KOREA
Penelitian ini menganalisis peribahasa Korea dan Indonesia yang ber-leksem ayam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membandingkan makna kedua peribahasa bahasa tersebut. Data yang digunakan berupa 18 peribahasa Korea dan 20 peribahasa Indonesia yang menggunakan leksem ayam. Untuk itu, digunakan teori segitiga makna Ogden dan Richards (1923), teori makna Chaer (2012), dan teori metafora dari Lakoff dan Johnson (1980). Metode yang digunakan dalam adalah metode hubung banding untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara kedua bahasa. Unsur hubung banding yang digunakan adalah makna peribahasa, fungsi peribahasa, ranah sumber, dan pemaknaan leksem.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara garis besar peribahasa kedua bahasa mengandung makna yang merujuk pada sikap-sifat, perilaku, kondisi hidup, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh manusia. Dalam peribahasa Korea, makna tersebut diklasifikasikan berdasarkan fungsi, yakni 5 fungsi nasihat, 8 fungsi sindiran dan 5 fungsi deskriptif. Sedangkan dalam peribahasa Indonesia ditemukan 3 fungsi nasihat, 8 fungsi sindiran, dan 9 fungsi deskriptif.
Dari segi perbandingan ranah sumber yang digunakan, ditemukan kesa-maan dari kedua bahasa. Secara garis besar, kedua bahasa menggunakan aspek ciri fisik, perilaku dan hubungan dengan hewan lain yang dimiliki oleh ayam, dan juga aspek-aspek kebudayaan agrikultur. Dari segi pemaknaan leksem, ditemukan 3 leksem dengan makna yang sama dari kedua bahasa. 1) leksem ayam bermakna konotatif manusia dan segala aspek yang dimilikinya, 2) leksem beras bermakna kekayaan dan kemakmuran, dan 3) leksem musang yang ber-makna manusia yang mengambil hak dari orang lain.
Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut, ditemukanlah 4 peribahasa Korea dan Indonesia yang memiliki persamaan baik dalam struktur maupun makna. Hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan budaya dan bahasa, terdapat juga titik persamaan dalam pemahaman manusia terhadap aspek-aspek tertentu dalam kehidupan.
This paper analyzes Korean and Indonesian proverbs containing the lexeme chicken. The study aims to describe the meanings and to compare these proverbs in both languages. The data used consists of 18 Korean proverbs and 20 Indonesian proverbs that contain the lexeme chicken. In this research, the theoretical frameworks of Ogden and Richards’ semantic triangle (1923), Chaer's theory of meaning (2012), and Lakoff and Johnson's theory of metaphor (1980) are employed. The method employed in this study is comparative analysis methods to identify similarities and differences between the two languages. Comparative analysis is conducted to examine the relationships between the meanings of the proverbs, their functions, metaphorical sources, and the interpretation of lexemes.
The results of the analysis indicate that, in general, the proverbs in both languages contain meanings that refer to human attitudes, behaviors, life situations, and values. In Korean proverbs, these meanings are classified into 5 functions of advice, 8 functions of satire, and 5 functions of description. On the other hand, in Indonesian proverbs, there are 3 functions of advice, 8 functions of satire, and 9 functions of description.
In terms of metaphorical sources, similarities are found between the two languages. Broadly speaking, both languages use aspects of physical characteristics, behavior, and relationships with other animals possessed by chickens, as well as aspects of agricultural culture. In terms of lexemes interpre-tation, three lexemes with similar meaning are found in both languages. 1) The lexeme chicken carries a connotative meaning related to humans and all aspects associated with them, 2) the lexeme rice signifies wealth and prosperity, and 3) the lexeme weasel signifies a person who takes away the rights of others.
The presence of these similarities resulted in the discovery of 4 Korean and Indonesian proverbs that share similarities in both structure and meaning. This also indicates that despite cultural and linguistic differences, there are points of common understanding among humans regarding certain aspects of life.
Kata Kunci : Metafora, Leksem, Makna Konotatif, Ayam, Peribahasa Korea, Peribahasa Indonesia