Laporkan Masalah

Analisis Kinerja Operasional Kereta Rel Listrik Commuter Line Yogyakarta-Solo-Palur

Syarafina Rias Amanda, Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.

2023 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Dalam memfasilitasi perpindahan orang antar Kota Yogyakarta dan Palur, Pihak PT. KAI menyediakan layanan baru bernama Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Yogyakarta-Palur sebagai pengganti dari Kereta Api Prambanan Ekspres yang sebelumnya beroperasi. KRL Yogyakarta-Palur melayani sampai 13 stasiun dan terhitung sebagai fasilitas yang masih baru karena mulai beroperasi pada Februari 2021. Tentunya, KRL masih memerlukan evaluasi terus-menerus untuk meningkatkan pelayanannya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja operasional KRL Yogyakarta-Palur menggunakan pendekatan kuantitatif. Parameter-parameter yang digunakan untuk menganalisis kinerja operasional yaitu waktu tempuh, kecepatan operasi, ketepatan waktu perjalanan, frekuensi pelayanan, kenyamanan tempat duduk, dan faktor muat penumpang. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survei di atas kendaraan dan data sekunder didapatkan dari PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta dan PT. KCI Wilayah 6 Yogyakarta untuk selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui kesesuaian di lapangan berdasarkan indikator standar pelayanan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

KRL Yogyakarta-Solo-Palur beroperasi dengan jarak total sebesar 65,46 kilometer. KRL menggunakan empat jenis train set dengan masing-masing 2 train set untuk satu rangkaian yang dilengkapi fasilitas ruang penumpang kelas ekonomi. KRL mulai beroperasi di Indonesia pada Februari 2021 dan diberangkatkan setiap hari dengan total 20 nomor rangkaian pada weekdays dan 24 rangkaian pada weekends. Hasil analisis penelitian menunjukkan nilai load factor statis (LFS) rata-rata pada keempat rute KRL melebihi 150?ngan nilai masing-masing 219,30% untuk rute Yogyakarta-Solo Balapan, 234,42% pada rute Yogyakarta-Palur, 221,43% pada rute Solo BalapanYogyakarta, dan pada rute Palur-Yogyakarta bernilai 207,79%. Nilai LFS tidak memperhatikan atau mempertimbangkan perubahan volume penumpang di dalam kereta akibat pergerakan naik turun penumpang di setiap stasiun. Nilai load factor dinamis (LFD) rata-rata rute Yogyakarta–Solo adalah 168,34%. Rute Yogyakarta-Palur sebesar 157,16%. Untuk rute Solo Balapan-Yogyakarta adalah 171,80%. Sementara untuk rute Palur-Yogyakarta sebesar 151,72%. Nilai LFD yang dipersyaratkan bernilai maksimal 150% untuk kereta api perkotaan sehingga nilai LFD rata-rata pada keempat rute tersebut sudah tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan. Pada analisis kinerja operasional berupa waktu tempuh, kelambatan, kecepatan operasi, dan kenyamanan tempat duduk pada KRL sudah memenuhi standar yang berlaku.

To facilitate people who commute between Yogyakarta and Palur cities, PT. KAI introduced a new service called Yogyakarta-Palur Commuter Line Electric Multiple-Unit Train (KRL) as a replacement for the previously operated, Prambanan Ekspres Train. The Yogyakarta-Palur KRL serves up to 13 stations and is considered a relatively new facility as it started operating in February 2021. Certainly, the train needs continuous evaluation to improve its service. 

Using a quantitative approach, this research aims to analyze the operational performance of the Yogyakarta-Palur KRL. There are several parameters used to analyze operational performance including travel time, operational speed, punctuality, service frequency, seating comfort, and load factor. This study required primary and secondary data. The primary data was obtained from field surveys and the secondary data was obtained from PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta and PT. KCI Region 6 Yogyakarta. The collected data was analyzed to determine its compliance with the standard service indicators set by the Directorate General of Railway. Yogyakarta-Solo-Palur KRL operates over a total distance of 65,46 kilometers. The KRL consists of four types of train sets, each with 2 train sets per composition equipped with economy class passenger compartments. The KRL began operations in Indonesia in February 2021 and departs daily with a total of 20 compositions on weekdays and 24 compositions on weekends. The results of the research analysis showed that the average static load factor values on the four KRL routes exceed 150% with values of 219,30% for the Yogyakarta-Solo Balapan route, 234,42% for the Yogyakarta-Palur route, 221,43% for the Solo Balapan-Yogyakarta route, and 207,79% for the Palur-Yogyakarta respectively. The static load factor values do not consider changes in passenger volume inside the train due to passenger movements at each station. The average dynamic load factor values for Yogyakarta-Solo, Yogyakarta-Palur, Solo Balapan-Yogyakarta, and Palur-Yogyakarta routes are 168,34%, 157,16%, 171,80%, and 151,72% respectively. The required maximum value for the urban trains dynamic load factor is 150%, indicating that the average dynamic load factor values for these four routes do not meet the required standard. The operational performance analysis including travel time, delay, operational speed, and seating comfort meets the applicable standards.

Kata Kunci : Kereta Rel Listrik, Kinerja Operasional, Load Factor Statis, Load Factor Dinamis, Stasiun

  1. S1-2023-444030-abstract.pdf  
  2. S1-2023-444030-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-444030-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-444030-title.pdf