Pengaruh Variabel Bentanglahan terhadap Persebaran Candi Hindu di Wilayah Selatan Gunung Kelud, Blitar, Jawa Timur
Antonius Satrio Wicaksono, Drs. J. Susetyo Edy Yuwono, M.Sc.
2023 | Skripsi | ARKEOLOGI
Wilayah selatan Gunung Kelud di Blitar, Jawa Timur mempunyai banyak candi Hindu karena wilayah ini pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Kadiri, Singhasari, dan Majapahit. Karena candi adalah tinggalan arkeologis yang masih tetap pada tempatnya, maka memetakan pola sebaran candi berguna untuk mengamati manakah daerah yang sesuai untuk membangun candi menurut masyarakat pada masanya. Oleh karena itu, penelitian ini mempertanyakan bagaimana pengaruh kondisi bentanglahan terhadap persebaran candi di wilayah selatan Gunung Kelud.
Dalam menjawab rumusan masalah, penelitian ini menerapkan pendekatan arkeologi bentanglahan. Unsur-unsur fisik yang menyusun bentanglahan wilayah, yaitu bentuklahan, vegetasi, dan hidrologi, adalah variabel yang diuji pengaruhnya terhadap persebaran candi. Teknik pengumpulan data meliputi survei lapangan (survei permukaan), studi pustaka, dan studi peta. Data yang telah dikumpulkan diolah dalam perangkat lunak Q-GIS dan dianalisis dalam dua tahap: 1) analisis setiap variabel bentanglahan; 2) analisis hubungan spasial antara candi dan setiap variabel bentanglahan. Setelah itu adalah tahap pembahasan, yakni tahap di mana asosiasi antara sifat setiap variabel bentanglahan dengan tren persebaran candi ditafsirkan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat kuno di wilayah selatan Gunung Kelud cenderung menempatkan candi di daerah potensial. Sebaliknya, mereka mendirikan sedikit candi di daerah yang potensinya lebih minim, serta kurang memprioritaskan membangun candi di daerah yang potensinya sangat minim. Potensi lahan pada daerah yang ditempati mayoritas candi mendukung kebutuhan hidup masyarakat dan memenuhi syarat-syarat umum pemilihan lahan candi: lahannya subur dan dekat sumber daya air.
The southern region of Kelud Volcano in Blitar, East Java, has many Hindu temples because Hindu-Buddhist kingdoms such as Kadiri, Singhasari and Majapahit once ruled this region. Since temples are intact archaeological remains, mapping their distribution can be used to observe which areas are suitable to build temples according to people at the time. Therefore, this research investigates how the landscape condition affects temple distribution in the southern region of Kelud Volcano.
This research implements the landscape archaeology approach. Physical elements of landscape, such as landforms, vegetation and hydrology, are the variables tested for how they affect the distribution of temples. Data collection techniques include field surveys (surface surveys), literature assessments, and map studies. Collected data are processed in Q-GIS software and analyzed in two stages: 1) analysis of landscape variables; 2) analysis of the spatial relationship between temples and landscape variables. The next step is discussion, which is the phase to interpret the association between the characteristics of each landscape variable and the temple distribution.
The results explain that ancient people in the southern region of Kelud Volcano tend to place temples in potential areas. On the other hand, they only built a few temples in areas with mediocre potential and did not prioritize building temples in areas with the lowest potential. The areas that are occupied by the most temples have the prospect that supports the needs of the community and also fulfills the general requirements for choosing temple land: the land is fertile and near water resources.
Kata Kunci : candi, Gunung Kelud, sebaran, bentanglahan, masa Hindu-Buddha