Laporkan Masalah

Mencari Legitimasi Kepribumian: Kontestasi Narasi Dalam Sejarah Pembangunan Makam Kiti Cagak Luas 1998-2021

Moh Firdaus Abdul Rojak, Dr. Farabi Fakih, M.Phil.

2023 | Tesis | S2 Sejarah

Kelompok Arab-Hadrami di Indonesia bergelut memperjuangkan identitas kepribumiannya sejak dilaksanakan konferensi Sumpah Pemuda Arab pada tahun 1934 di Semarang. Sejak saat itu upaya-upaya untuk mengeklaim identitasnya sebagai pribumi digencarkan dalam berbagai aspek dari agama, politik, hingga ekonomi. Upaya mencari legitimasi kepribumian ini berlangsung hingga era reformasi dengan menggalang basis kekuatan di desa-desa. Dalam beberapa kasus, makam keramat dijadikan objek legitimasi dengan cara membangun narasi ke-Arab-an pada sosok leluhur yang dipercaya masyarakat sebagai pembangun desa. Salah satu kasus pemanfaatan makam keramat sebagai alat legitimator adalah makam Kiai Cagak Luas di Patemon Kota Semarang. Makam ini tidak memiliki identitas apapun sebelumnya. Kemudian oleh seorang sayyid, makam ini diberi identitas baru sebagai seorang sayyid bernama Sulaiman. Narasi ini ditolak oleh beberapa tokoh masyarakat Patemon, kemudian mereka membangun identitas tandingan yang menyatakan bahwa Kiai Cagak Luas adalah orang Jawa asli, bukan arab. Kasus ini menarik untuk dikaji untuk menganalisis bagaimana gerakan orang-orang Arab-Hadrami mengambil pengaruh di masyarakat pedesaan untuk membangun basis kekuatan sosial dan keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah lisan untuk mengumpulkan data-data sejarah terkait konflik masyarakat, serta menggunakan analisis historis untuk menganalisis secara historis akar-akar konflik yang terjadi. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, kontestasi narasi atas Kiai Cagak Luas memiliki tujuan untuk memperebutkan status Kiai Cagak Luas sebagai seorang Arab atau Jawa. Kedua, narasi Kiai Cagak Luas sebagai seorang sayyid sengaja diciptakan untuk membangun legitimasi kepribumian Arab-Hadrami, yang mana sudah hadir sejak awal dan membangun desa-desa pribumi. Ketiga, narasi Kiai Cagak Luas sebagai seorang Kiai Jawa diciptakan untuk melawan narasi arabisasi.


The Arab-Hadrami community in Indonesia has been struggling to assert their indigenous identity since the Arab Youth Pledge Conference in 1934 in Semarang. Since then, efforts to claim their identity as natives have been intensified in various aspects, including religion, politics, and economy. These attempts to seek indigenous legitimacy have continued into the reform era, focusing on building grassroots support in rural communities. In some cases, sacred tombs have been utilized as tools of legitimation by constructing narratives of Arab ancestry for ancestral figures believed to be the founders of villages. One notable case of utilizing a sacred tomb as a legitimizing instrument is the tomb of Kiai Cagak Luas in Patemon, Semarang. Previously, this tomb had no specific identity. However, a sayyid bestowed a new identity upon it as a sayyid named Sulaiman. This narrative was rejected by certain figures in the Patemon community, who then constructed an alternative identity stating that Kiai Cagak Luas was a native Javanese, not an Arab. This case is interesting to examine in order to analyze how the Arab-Hadrami people have influenced rural communities in building social and religious power bases. This research employs oral history methods to gather historical data related to societal conflicts and utilizes historical analysis to examine the historical roots of the conflicts that occurred.

 

The research findings indicate the following: Firstly, the contestation over the narrative surrounding Kiai Cagak Luas aims to compete for the status of Kiai Cagak Luas as either an Arab or Javanese. Secondly, the narrative of Kiai Cagak Luas as a sayyid was deliberately constructed to build indigenous legitimacy for the Arab-Hadrami community, which has been present since the beginning and contributed to building native villages. Thirdly, the narrative of Kiai Cagak Luas as a Javanese scholar was created to counter the narrative of Arabization.

 


Kata Kunci : Arab-Hadrami, makam keramat, Kiai Cagak Luas,

  1. S2-2023-452060-abstract.pdf  
  2. S2-2023-452060-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-452060-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-452060-title.pdf