Laporkan Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI Vs30 BERDASARKAN DATA MULTICHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVE DAN MIKROTREMOR DAERAH GUNUNGKIDUL DAN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Shellya Dewi Agustin, Dr. Eddy Hartantyo, S.Si., M.Si.

2023 | Skripsi | GEOFISIKA

Kabupaten Bantul dan Gunungkidul, Yogyakarta merupakan area rawan terjadi gempabumi akibat aktivitas lempeng tektonik dan sesar aktif. Peristiwa gempabumi tahun 2006 di Yogyakarta akibat pergerakan sesar Opak menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan berupa identifikasi kondisi situs lokal berdasarkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) sebagai respon terhadap dampak yang ditimbulkan gempabumi. Nilai Vs30 tersebut dapat diperoleh dengan pengukuran data MASW dan mikrotremor yang memiliki perbedaan penentuan nilainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan nilai Vs30 yang dihasilkan dari kedua data menggunakan 25 titik pengukuran untuk melihat respon data dalam karakterisasi kondisi lokal.

Nilai Vs30 dari data MASW diperoleh dengan inversi kurva dispersi pada tiap titik pengukuran, sedangkan Vs30 dari data mikrotremor diperoleh dengan inversi kurva HVSR. Perbandingan dilakukan dengan grafik Excel berupa scatter plot. Melalui analisis perbandingan tersebut diperoleh korelasi baik antar kedua data dengan koefisien determinasi (R2) bernilai 0,7316. Kedua data memiliki rentang nilai Vs30 152 – 1167,6 m/s yang dikategorikan dalam jenis tanah lunak (SE) hingga batuan (SB). Perbandingan juga dilakukan pada kedua data dengan Vs30 USGS. Hasil perbandingan di Gunungkidul menunjukkan nilai Vs30 kedua data memiliki rentang nilai lebih tinggi dibandingkan Vs30 USGS, sedangkan di Bantul nilai Vs30 kedua data cenderung lebih rendah. Model Vs30 USGS memiliki kecocokkan tinggi dengan Vs30 MASW dan mikrotremor pada area dataran, sedangkan pada area perbukitan landai seperti Gunungkidul Vs30 USGS kurang dapat menjelaskan nilai Vs30 yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

Bantul and Gunungkidul Regencies Yogyakarta are prone to earthquakes due to plate tectonic activity and active faults. The 2006 earthquake in Yogyakarta was due to the movement of the Opak fault, causing damage to buildings and casualties. Mitigation strategies are performed by identifying local site conditions based on the average shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in response to the impact of the earthquakes. Thus, Vs30 values are acquired with MASW and microtremor data measurement that have differences in determining the value. This study aims to analyze the comparison of Vs30 values generated from both data using 25 measurement points to see the response of the data in the characterization of local conditions.

Vs30 values from the MASW data were obtained by inverting the dispersion curve at each measurement point. Meanwhile, Vs30 values from microtremor data were obtained by inverting the HVSR curve. The comparison graph was made with an Excel chart in the form of a scatter plot. This comparative analysis obtained a good correlation between the two data with a coefficient of determination (R2) worth 0.7316. Both data have a range of Vs30 values between 152 – 1167.6 m/s, categorized in the type of soft soil (SE) to rock (SB). Comparisons were also made on both data with Vs30 USGS. The comparison results in Gunungkidul show Vs30 value of either MASW and microtremor data have higher range values compared to the Vs30 USGS. While in Bantul, the Vs30 value of both data tends to be lower. Vs30 USGS model has high compatibility with Vs30 MASW and microtremor in plain areas. While in gentle slope hill areas such as Gunungkidul, Vs30 USGS is less able to explain the value Vs30 suitable for conditions in the field.

Kata Kunci : MASW, mikrotremor, inversi HVSR, Vs30

  1. S1-2023-439140-abstract.pdf  
  2. S1-2023-439140-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-439140-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-439140-title.pdf