HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE TERHADAP KINERJA REPRODUKSI INDUK PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN NGAWI JAWA TIMUR
Ramandhana Expansia Cipta Mileani, Prof. Ir. Diah Tri Widayati, S.Pt., MP., Ph.D.,IPM ; Ir.Panjono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2023 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body
condition score (BCS) dan bangsa terhadap kinerja reproduksi induk
sapi potong serta interaksi keduanya. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Oktober hingga November 2022 di peternakan rakyat Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian
ini menggunakan 30 ekor induk sapi potong terdiri atas 10 ekor sapi Peranakan Ongole,
10 ekor Persilangan Simmental Peranakan Ongole (SimPO), dan 10 ekor Persilangan
Limousin Peranakan Ongole (LimPO). Syarat induk sapi yang digunakan adalah minimal
pernah beranak 2 kali. Masing-masing bangsa induk sapi potong dikelompokkan
pada BCS 2 (2,5 sampai 2,9) dan BCS 3 (3,0 sampai 3,5). Penilaian body condition score dilakukan dengan
pengamatan secara langsung. Data yang diambil adalah kinerja reproduksi yang
meliputi Post Partum Mating (PPM), Service Per Conception (S/C), dan Calving Interval (CI). Data reproduksi diperoleh
dengan cara wawancara kepada peternak menggunakan kuisioner. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi pola Faktorial 2x3. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai PPM, S/C, dan CI pada induk BCS 2 dan BCS 3
berturut-turut masing-masing adalah 8,27 ± 2,49 dan 4,80 ± 2,62 bulan; 3,00 ± 0,84 dan 2,00 ± 0,65 kali; dan
20,20 ± 2,45 dan 15,27 ± 2,01 bulan. Nilai PPM, S/C, dan CI induk dengan BCS 2
lebih tinggi (P<0> PPM,
S/C, dan CI bangsa Sapi PO, SimPO, LimPO berterturut-turut masing-masing adalah
6,90 ± 2,96, 7,10 ± 3,21, dan
5,60 ± 3,13 bulan; 2,80 ± 0,78, 2,40 ± 1,07, dan 2,80 ± 0,78 kali; serta 17,70 ±
2,66, 5,60 ± 3,13, dan 17,90 ± 4,28 bulan. Tidak terdapat perbedaan PPM, S/C, dan CI
antara bangsa sapi PO, SimPO, dan LimPO. Tidak ada interaksi antara BCS dan bangsa sapi
terhadap PPM, S/C, dan CI. Disimpulkan bahwa kinerja reproduksi sapi dengan BCS
3 lebih baik daripada BCS 2. Bangsa induk sapi tidak berpengaruh terhadap
kinerja reproduksi induk sapi potong.
This study aimed to determine the correlation between body condition score (BCS), breeds, and their interaction. This research was conducted from October to November 2022 in smallholders at Ngawi Regency, East Java. This research used 30 head of cows, which consisted of 10 Ongole Crossbreed cattle (PO) cows, 10 Simmental Ongole Crossbreed (SimPO) cows, and 10 Limousin Ongole Crossbreed (LimPO) cows. The sample for cows that have given parturity at least 2 times. Each breed of cows was grouped into BCS 2 (2.5 to 2.9) and BCS 3 (3.0 to 3.5). The body condition score assessment is carried out by direct observation. The data collected is reproduction performance which consisted of Post Partum Mating (PPM), Service Per Conception (S/C), and Calving Interval (CI). Reproduction performances data were obtained by interview farmers used a questionnaire. The data obtained were analyzed using 2x3 factorial analysis of variance. The results showed the PPM, S/C, and CI of cows with BCS 2 and BCS 3 were 8.27 ± 2.49 and 4.80 ± 2.62 months; 3.00 ± 0.84 and 2.00 ± 0.65 times; and 20.20 ± 2.45 and 15.27 ± 2.01 months, respectively. The PPM, S/C, and CI of cows with BCS 2 were higher (P<0>
Kata Kunci : Induk Sapi Potong, Body condition score, Service per conception, Post partum mating, Calving interval.