Permukiman Untuk Penerapan Bank Lahan Permukiman Di Kabupaten Grobogan
Fiqh Arya Satya, Dr. Djaka Marwasta, S.Si,, M.Si.
2023 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Jumlah penduduk seiring waktu semakin bertambah membuat kebutuhan lahan permukiman
bertambah dan ketersediaan lahan berkurang, hal ini dapat menimbulkan permasalahan lahan di
masa mendatang. Salah satu cara untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan bank lahan.
Bank lahan merupakan akuisisi lahan yang dilakukan saat ini untuk pembangunan di masa
mendatang yang digunakan untuk mengelola pertumbuhan perkotaan dan memastikan ketersediaan
lahan untuk tujuan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ketersediaan dan kebutuhan lahan
permukiman di Kabupaten Grobogan serta menganalisis distribusi spasial potensi bank lahan
permukiman di Kabupaten Grobogan. Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan dengan teknik
overlay dari peta penggunaan lahan, peta kesesuaian lahan, dan peta rencana pola ruang Kabupaten
Grobogan. Perhitungan kebutuhan lahan permukiman dilakukan menggunakan proyeksi jumlah
kepala keluarga (KK) dan standar kebutuhan. Sebaran potensi bank lahan dianalisis menggunakan
hasil perhitungan ketersediaan dan kebutuhan lahan permukiman yang kemudian dihitung
selisihnya. Hasil perhitungan ketersediaan lahan permukiman di Kabupaten Grobogan secara umum
tersebar di wilayah tengah dengan topografi yang datar, sedangkan hasil perhitungan kebutuhan
lahan permukiman di Kabupaten Grobogan melonjak 35?ri tahun 2020 seluas 5180,50 Ha
menjadi 7029,41 Ha di tahun 2035. Hasil analisis menunjukan bahwa daerah yang berpotensi untuk
bank lahan adalah pada Kecamatan Kedungjati, Penawangan, Kradenan, Ngaringan, Wirosari,
Tawangharjo, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, dan Tanggungharjo. Wilayah berpotensi
menunjukan bahwa wilayah tersebut memiliki selisih luas ketersediaan dan kebutuhan lahan
permukiman yang kecil sehingga memerlukan adanya bank lahan (penyimpanan lahan) pada
wilayah tersebut
The population are growing over time causing more land needs and decreasing land
avaibility for settlements, this situation can cause cause problems in the future. Land banking
is one of many ways to prevent the potential problem. Land banking is land accusation used
for future development to manage urban growth and to secure land availability for certain
purposes. This study aims to evaluate land availability and land needs for settelments in
Grobogan Regency, and to analyze the spatial distribution of land banking potential for
settlements in Grobogan Regency. Land availability for settlements are evaluated with
overlay method using land use map, land suitability map, and spatial planning map. Land
needs for settlements are evaluated by the projected number of households and land needs
standard. Settlements land banking potential spatial distributions are analyzed by calculating
the difference between land availability and land requirements results. Result shows that land
availability for settlements spread mostly in Grobogan Regency central region which has flat
topography, while land needs evaluation result shows that the number of land needs increase
35% from 5180,50 Ha in 2020 to 7029,41 Ha in 2035. Land banking potential spatial
analysis result shows that Kedungjati, Penawangan, Kradenan, Ngaringan, Wirosari,
Tawangharjo, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, and Tanggungharjo Subdistrict
are potential for land banking implementation. Areas which are potential for land banking
seems having smaller difference (gap) between land availability and land needs, therefore
land in those areas need to be saved for land banking
Kata Kunci : kesesuaian lahan permukiman, ketersediaan lahan permukiman, kebutuhan lahan permukiman, bank lahan permukiman,settlements land suitability, settlements land availability, settlements land needs, settlements land banking