Prarancangan Pabrik Susu Soya Bubuk dari Kacang Kedelai dengan Kapasitas 34.000 Ton/Tahun
Divita Hayyu Kinanthi, Ir. Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng., IPM.
2023 | Skripsi | TEKNIK KIMIA
Susu soya bubuk merupakan produk hasil proses dari kacang kedelai mentah. Berdasarkan data dari BPS, Indonesia masih banyak mengimpor susu kedelai bubuk dari luar negeri untuk memenuhi permintaan pasar. Pada tahun 2026 Indonesia diproyeksikan akan mengimpor susu soya sebanyak 36.446,53 ton. Selain itu, mengacu data UN tahun 2017, kebutuhan susu bubuk (termasuk susu soya bubuk) negara ASEAN mencapai angka tertinggi 85.000 ton/tahun. Dalam kurun waktu tahun 2017-2021, tren ekspor susu soya bubuk di Indonesia menurun drastis. Mempertimbangkan hal tersebut, untuk berkontribusi memenuhi sebagian kebutuhan impor dan meningkatkan angka ekspor susu soya bubuk, dipertimbangkan untuk mendirikan pabrik dengan kapasitas 34.000 ton/tahun. Pabrik susu soya bubuk dengan bahan baku kacang kedelai akan didirikan di kawasan industri Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dengan luas total lahan 1,08 hektar.
Proses pembuatan susu soya bubuk terbagi menjadi 2 tahapan yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dry process). Proses basah diawali dengan pencucian kacang kedelai mentah dengan air, proses screening kotoran oleh vibrating screen filter, dan penggilingan oleh ball mill. Hasil penggilingan ditambahkan air, lalu dilakukan pengambilan filtrat susu kacang kedelai oleh filter press, dan proses pasteurisasi pada suhu 83oC dalam plate heat exchanger. Proses kemudian dilanjutkan dengan pencampuran susu pasteurisasi dengan bahan pembantu. Susu yang telah tercampur di-sterilisasi menggunakan sistem High Temperature Short Time (HTST) pada suhu 120oC. Susu kemudian diuapkan kadar airnya hingga kadar TS 61,4?ngan single effect evaporator tipe falling film. Sebelum proses spray drying, susu dilewatkan dalam High Pressure Pump sebagai homogenizer dan dilanjutkan pengaliran ke dalam ruang pengering utama (chamber) pada alat spray dryer melalui vaned wheel nozzle. Padatan susu yang memiliki berat jenis yang memenuhi standar akan jatuh karena gaya gravitasi dan masuk ke dalam fluidized bed dryer hingga total solid mencapai 97%. Proses dilanjutkan dengan pendinginan hingga mencapai suhu normal 30oC dalam fluidized bed cooler. Produk keluaran akhir memiliki kadar TS 97,5%.
Berdasarkan proses dan kapasitas rancangan pabrik, dibutuhkan bahan baku berupa kacang kedelai mentah sebanyak 39.600 ton/tahun, maltodextrin sebanyak 475,2 ton/tahun, sukrosa sebanyak 475,2 ton/tahun, vegetable oil sebanyak 6.177,6 ton/tahun, dan vitamin & mineral sebanyak 792 ton/tahun. Pabrik didukung oleh 261 orang karyawan yang bekerja baik secara shift maupun non shift. Kebutuhan air keseluruhan pabrik sebanyak 17.650,95 kg/jam. Untuk kebutuhan listrik pabrik total sebesar 10.771.072,58 kWh/tahun dan dilengkapi dengan diesel emergency generator yang dapat memenuhi 50?ri kebutuhan listrik.
Pabrik ini memiliki nilai fixed capital sebesar $38.715.332,64+ Rp48.452.300.238,90, working capital sebesar $12.105.513,96 + Rp179.393.427.222,75, dan total production cost sebesar $114.883.552,08/tahun. Sedangkan keuntungan yang diperoleh pabrik sebesar $13.768.752,06/tahun sebelum pajak dan $10.326.564,04/tahun setelah pajak. Berdasarkan hasil dari evaluasi ekonomi yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembangunan pabrik, diperoleh nilai ROI after tax 24,60%, POT after tax 2,98 tahun, BEP 47,77%, SDP 27,07%, dan DCFRR 25,59%. Berdasarkan parameter tersebut, pabrik susu soya bubuk tergolong pada parbik low risk yang sudah memenuhi kelayakan pembangunan pabrik dan memperoleh keuntungan jika pabrik sudah beroperasi.
Kata Kunci : Heat Exchanger, Kedelai, Pasteurisasi, Spray Dryer, Susu Soya Bubuk