Laporkan Masalah

Deteksi Gen Major Royal Jelly Protein 2 (mrjp2) dan Major Royal Jelly Protein 9-Like (mrjp9-like) pada Klanceng (Apidae: Meliponini) di Indonesia

Jasmine Adista, Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D

2023 | Skripsi | BIOLOGI

Diversitas klanceng di Indonesia cukup tinggi, dengan setidaknya 52 spesies klanceng yang tersebar hampir di seluruh wilayah. Madu klanceng memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga rawan dipalsukan. Oleh karena itu, diperlukan penentuan asal-usul jenis lebah penghasil madu. Contohnya, penggunaan primer species-specific lebah madu Apis cerana Linnaeus, 1758 dan Apis mellifera Fabricius, 1793 pada gen Major Royal Jelly Protein 2 (mrjp2) untuk deteksi asal usul madu dari lebah madu Amellifera dan A. cerana.  Namun, tidak terdapat penelitian mengenai deteksi gen mrjp pada klanceng di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi gen mrjp2 dengan primer spesifik A. mellifera dan A. cerana serta gen mrjp9-like dengan primer yang didesain dari Melipona quadrifasciata Lepeletier, 1836 pada klanceng dari Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk diantaranya amplifikasi DNA dan analisis filogenetik menggunakan BLAST-n (http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi) dan MEGAX. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan primer spesifik gen mrjp2 untuk A. cerana dan Amellifera, tidak ditemukan amplikon gen mrjp2 pada sampel klanceng dari Indonesia. Dengan menggunakan primer gen mrjp9-like dari M. quadrifasciata, pada semua sampel klanceng yang diuji didapatkan amplikon dengan ukuran sekitar 390 bp sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian, pita tipis yang dihasilkan dari sampel genus Tetragonula mengindikasikan kekurang sesuaian sekuens primer yang digunakan dengan sekuens template DNA-nya. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa gen mrjp2 dan gen mrjp9-like memiliki potensi sebagai metode deteksi asal-usul madu yang diklaim sebagai madu klanceng ketika digunakan secara bersamaan dengan beberapa modifikasi. 

The diversity of stingless bees in Indonesia is quite high, with at least 52 species spread in almost all regions. Stingless bees’ honey has a high economic value which makes it prone to mislabeling. Therefore, it is necessary to determine the entomological origin of honey. For example, using species-specific primers of Apis cerana Linnaeus, 1758and Apis mellifera Fabricius, 1793 on Major Royal Jelly Protein 2 (mrjp2) gene for detection of the entomological origin of honey from Amellifera and Acerana. However, no research on the detection of the mrjp gene in Indonesian stingless bees. Therefore, this study was conducted to detect the mrjp2 gene using specific primers of A. mellifera and A. cerana as well as the mrjp9-like gene using primer pairs designed from Melipona quadrifasciata Lepeletier, 1836 in Indonesian stingless bees. The methods used in this study include DNA amplification and phylogenetic analysis using BLAST-n (http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi) and MEGAX. The results indicated that no mrjp2 gene amplicon was found in all samples using species-specific primer pairs of Amellifera and A. cerana for mrjp2 gene. However, by using mrjp9 gene primer, all sample produce amplicon with the size of about 390 bp. Nevertheless, the thin bands produced by stingless bee samples of the genus Tetragonula indicated a weak compatibility between the primer sequence and their DNA sequence. Based on the results, it can be concluded that mrjp2 gene and mrjp9-like have potential as methods of detecting the origin of honey claimed to be stingless bees’ honey when used simultaneously with some modifications.

Kata Kunci : entomological origin, klanceng, madu, mrjp2, mrjp9-like

  1. S1-2023-441290-abstract.pdf  
  2. S1-2023-441290-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-441290-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-441290-title.pdf