Perbandingan Tiga Teknik Irigasi Terhadap Pembersihan Residu Antara Kalsium Hidroksida Yang Dicampur Dengan Kitosan Nanopartikel Dan Gliserin Pada Sepertiga Apikal Saluran Akar
WIDYARINI KUSMANINGRUM, Prof. drg. Diatri Nari Ratih, M.Kes., SpKG(K).,Ph.D , drg.Andina Widyastuti, SpKG(K)
2023 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Konservasi Gigi
Medikamen intrakanal merupakan salah satu sarana disinfeksi
terutama pada area sepertiga saluran akar yang tidak terpreparasi. Medikamen
intrakanal yang masih menjadi gold
standart adalah kalsium hidroksida. Kalsium
hidroksida harus dicampur dengan pelarut untuk
memudahkan aplikasi ke dalam saluran akar. Kitosan saat ini telah
dikembangkan sebagai alternatif pelarut kalsium hidroksida yang terbukti aman. Kalsium hidroksida harus
dibersihkan dari saluran akar sebelum obturasi dilakukan, sebab residu kalsium
hidroksida dapat mempengaruhi siler. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebersihan sepertiga apikal dinding
saluran akar dari residu antara kalsium hidroksida dengan pelarut gliserin dan
kitosan nanopartikel menggunakan teknik irigasi file NiTi rotary, sonik dan canal
brush.
Tiga puluh gigi premolar mandibula,
dipotong dengan panjang 14 mm dari apeks. Semua sampel dipreparasi, diberi medikamen intrakanal kalsium hidroksida
dengan pelarut gliserin dan pelarut kitosan nanopartikel. Sampel tersebut
dibagi menjadi dua kelompok kemudian medikamen
intrakanal dibersihkan menggunakan teknik irigasi file NiTi rotary, sonik dan canal
brush. Gigi dibelah secara longitudinal. Pengukuran luas residu kalsium
hidroksida pada sepertiga apikal menggunakan program Optilabviewer versi 4 dan data dianalisis menggunakan ANAVA dua
jalur.
Hasil
ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa kebersihan residu kalsium hidroksida yang dicampur
dengan pelarut kitosan nanopartikel lebih tinggi dibandingkan gliserin.
Kebersihan residu kalsium hidroksida lebih tinggi dengan irigasi sonik dan canal brush daripada dengan irigasi file NiTi rotary, sedangkan canal brush dan sonik sama.
ABSTRACT
The intracanal medicament is essential
for disinfection, especially in the unprepared apical third of the root canal
area. The gold standard of intracanal medicament is calcium hydroxide. Calcium
hydroxide must be mixed with a solvent to facilitate application into the root
canal system. Currently, chitosan has been developed as an alternative calcium
hydroxide solvent that is safe. Calcium hydroxide must be removed from the root
canal system before obturation is performed because residues of calcium
hydroxide can affect the sealer penetration into dentinal tubules. This study
aims to determine the difference in cleanliness of the apical third of the root
canal wall from residue between calcium hydroxide mixed with glycerin and
chitosan nanoparticles using rotary, sonic and canal brush NiTi file irrigation
techniques.
Thirty premolars of mandibular teeth
were cut at the cementooenamel junction, leaving a root length of 14 mm, used
in this study. All samples were prepared, applied an intracanal medicament
using calcium hydroxide with glycerin and chitosan nanoparticles as solvents.
The samples were divided into two groups, and then the intracanal medicament
was cleaned using NiTi rotary, sonic, and canal brush irrigation techniques.
Teeth were split longitudinally. The residual area of ??calcium hydroxide of
the apical third was measurement using the Optilab viewer version 4 and data were
analyzed using two-way ANOVA.
The two-way ANOVA showed that the
cleanliness of the residual calcium hydroxide mixed with chitosan nanoparticles
was higher than glycerin. The cleanliness of residual calcium hydroxide was
higher with sonic and canal brush irrigation than with rotary NiTi file
irrigation, while the brush and sonic canal were the same.
Keywords:
irrigation technique, residue intracanal medicament, chitosan solvent
Kata Kunci : Kata kunci: teknik irigasi, residu medikamen intrakanal, pelarut kitosan / Keywords: irrigation technique, residue intracanal medicament, chitosan solvent
