PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO INFEKSI NEMATODA GASTROINTESTINAL PADA SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN, BANTUL, DAN KULON PROGO

Tissa Wafiq Azizah, Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo

2023 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memenuhi kebutuhan nutrisi hewani serta menjadi salah satu komoditas ekonomi bagi masyarakat luas. Salah satu penyakit parasitik yang mengganggu produktivitas sapi potong adalah nematodiasis atau infeksi cacing nematoda. Infeksi nematoda pada sapi sering kali tidak menunjukkan gejala klinis khas, utamanya pada fase awal infeksi. Gejala klinis akan muncul pada infeksi kronis diantaranya anemia, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan secara drastis, diare, kusam, dan rambut rontok. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman nematoda gastrointestinal, prevalensi dan faktor risiko infeksi cacing nematoda pada sapi potong di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo. Metode yang dilakukan dimulai dengan pengambilan dan pemeriksaan sampel dengan metode sentrifus dan McMaster, pengambilan data, dan analisa data yang berlangsung dari bulan Maret hingga Juli 2022. Hasil analisa data diperoleh 94 dari 247 sampel yang didapatkan positif nematodiasis dengan prevalensi sebesar (38,1%). Prevalensi nematodiasis di masing-masing kabupaten yaitu Kabupaten Sleman (46,2%), Kabupaten Bantul (23,8%), dan Kabupaten Kulon Progo (40,6%). Kelompok nematoda gastrointestinal yang ditemukan berasal dari tipe strongyle (34,8%), Strongyloides sp. (3,6%), Trichuris sp. (1,6%), dan Toxocara sp. (4,8%). Hasil analisa Chi-square menunjukkan faktor risiko yang berperan signifikan terhadap infeksi nematoda gastrointestinal (p value <0>

Beef cattle are one of the meat-producing resources that meet the nutritional needs of animals and become an economic commodity for the wider community. One of the parasitic diseases that interfere with the productivity of beef cattle is nematodiasis or nematode worm infection. Nematode infections in cattle often do not show typical clinical symptoms, especially in the early stages of infection. Clinical symptoms will appear in chronic infections including anemia, decreased appetite, drastic weight loss, diarrhea, dullness, and hair loss. The general objective of this study was to determine the diversity of gastrointestinal nematodes, prevalence and risk factors for nematode worm infection in beef cattle in Sleman, Bantul, and Kulon Progo district. The method used began with taking and examining samples using the centrifuge and McMaster methods, data collection, and data analysis which took place from March to July 2022. The results of data analysis obtained 94 out of 247 samples which were positive for nematodiasis with a prevalence of (38.1%) ). The prevalence of nematodiasis in each district is Sleman Regency (46.2%), Bantul Regency (23.8%), and Kulon Progo Regency (40.6%). Gastrointestinal nematode groups found were from type strongyle (34,8%), Strongyloides sp. (3,6%), Trichuris sp. (1.6%), and Toxocara sp. (4.8%). Analysis results Chi-square demonstrated a significant risk factor for gastrointestinal nematode infection (p value <0>

Kata Kunci : identifikasi, nematoda gastrointestinal, pemeriksaan feses, prevalensi, sapi potong