Kemelimpahan Komunitas Zooplankton di Kolam Budidaya Tambak Udang dan Laguna Trisik, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Desti Putri Amartia, Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U.
2023 | Skripsi | BIOLOGI
Laguna pesisir
adalah muara yang terbentuk akibat terperangkapnya aliran air tawar dan air
laut di balik suatu bukit pasir pantai. Laguna Trisik adalah salah satu laguna
yang menjadi tempat pembuangan limbah tambak udang di sekitarnya. Adanya limbah
tentunya dapat mengubah komposisi nutrient yang dimiliki oleh eksositem Laguna.
Perubahan nutrient akan merubah komposisi fitoplankton
yang selanjutnya akan direspon oleh komunitas zooplankton sebagai produsen
primer di dalam ekosistem. Oleh karena itu zooplankton dapat dijadikan salah
satu indikator kesehatan sebuah ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kemelimpahan
komunitas zooplankton di kolam budidaya tambak udang dan Laguna Trisik, Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode yang akan dilakukan terbagi menjadi dua
tahap utama yaitu pencuplikan sampel air dan pengamatan di laboratorium.
Pencuplikan sampel air dicuplik dengan Van Dorn, kemudian air sampel disaring
dengan Wisconsin plankton net. Pengamatan di laboratorium menggunakan SRCC dan
mikroskop cahaya untuk mengidentifikasi jenisnya dengan menggunakan buku acuan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kemelimpahan
komunitas zooplankton di kolam budidaya udang dan Laguna Trisik berbeda.
Rotifera mendominasi di kolam tambak sedangkan di Laguna Trisik cenderung
merata. Spesies yang memiliki densitas maupun densitas relative tertinggi untuk
semua lokasi kajian adalah Brachionus sp. sedangkan di perairan Laguna
Trisik terdapat larva nauplii dan Cylops sp. yang juga ditemukan cukup
tinggi. Faktor pembatas utama komunitas
zooplankton pada kolam budidaya tambak udang dan laguna trisik adalah kadar
nutrient. Nilai indeks similaritas tertinggi dimiliki oleh komunitas
laguna trisik besar bagian permukaan dan dasar. Hasil analisis ordinasi
membentuk tiga cluster.
A coastal lagoon is an estuary formed by
the trapping of freshwater and seawater flows behind a coastal dune. Trisik
Lagoon is one of the lagoons which is used as a disposal site for shrimp pond
waste in the vicinity. The existence of waste can certainly change the nutrient
composition of the lagoon ecosystem. Changes in nutrients will change the
composition of phytoplankton which will then be responded to by the zooplankton
community as primary producers in the ecosystem. Therefore, zooplankton can be
used as an indicator of the health of an ecosystem. The purpose of this study
was to study the abundance of zooplankton communities in shrimp ponds and
Trisik Lagoon, Kulon Progo, Yogyakarta Special Region.
The method to be carried out is divided
into two main stages, namely the sampling of water samples and observations in
the laboratory. Water samples were sampled with Van Dorn, then sampled water
was filtered with Wisconsin plankton net. Observations in the laboratory using
SRCC and a light microscope to identify the type using a reference book.
Based on research that has been done, the
abundance of zooplankton communities in shrimp farming ponds and the Trisik
Lagoon is different. Rotifers dominate in ponds while in the Trisik Lagoon it
tends to be evenly distributed. Species that have the highest density or
relative density for all study locations are Brachionus sp. while in the
waters of the Trisik Lagoon there are nauplii larvae and Cylops sp.
which is also present is quite high. The main limiting factor for the
zooplankton community in shrimp ponds and trisik lagoons is nutrient content.
The highest similarity index value is owned by the Trisik Lagoon community on
the surface and bottom. The results of the ordinate analysis formed three
clusters.
Kata Kunci : Zooplankton, Laguna Trisik, Tambak Udang, Nutrien, Rotifera, Copepoda.