Laporkan Masalah

Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Endometritis Klinis Postpartum pada Sapi Potong di Kabupaten Sleman

FRANSISKA CHRISANTIA ANANDA K, Dr. drh. Surya Agus Prihatno, M.P.

2023 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Endometritis adalah keradangan yang terjadi pada lapisan endometrium yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Kerugian ekonomi yang timbul akibat penyakit endometritis pada sapi potong setelah beranak (postpartum) yaitu peningkatan service per conception, infertilitas, days open panjang, penurunan tingkat kebuntingan, dan peningkatan angka sapi yang diafkir. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui prevalensi dan faktor risiko endometritis klinis khususnya pada sapi potong di Kabupaten Sleman.

Faktor risiko yang berpengaruh terhadap endometritis klinis diidentifikasi menggunakan kuesioner dengan wawancara langsung kepada peternak serta pengamatan kandang dan ternak. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa jumlah populasi sapi potong betina di Kabupaten Sleman kemudian dilakukan sampling dengan teknik random sederhana menggunakan randomizer. Selanjutnya dilakukan penghitungan besaran sampel sehingga diperoleh hasil 330 sampel yang dibutuhkan untuk mewakili sapi potong di Kabupaten Sleman. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 330 ekor sapi potong betina dengan status reproduksi aktif yang sudah pernah melahirkan. Analisis data dilakukan dengan uji deskriptif untuk mendeskripsikan data hasil kuesioner, lalu dihitung prevalensi kejadian (%), serta dilakukan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square ( x2) dan Odds Ratio (OR) melalui program SPSS 25 untuk mengetahui asosiasi antara kejadian endometritis klinis dengan faktor risiko.

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi endometritis klinis pada sapi potong di Kabupaten Sleman yaitu 4,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor risiko yang berasosiasi dengan kejadian endometritis klinis di Kabupaten Sleman adalah kejadian prolaps uteri (OR = 9,182), kondisi kandang kotor (OR = 7,705), lantai kandang keras tanpa bedding (OR = 4,467), kali kawin lebih dari 3 kali (OR = 4,006), lantai kandang keras dengan bedding (OR = 3,692), dan umur sapi 3 sampai 5 tahun (OR = 0,258). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu prevalensi endometritis klinis pada sapi potong di Kabupaten Sleman adalah 4,8%. Faktor risiko yang memengaruhi endometritis klinis yaitu kejadian prolaps uteri, kondisi kandang kotor, lantai kandang keras tanpa bedding, kali kawin lebih dari 3 kali, lantai kandang keras dengan bedding, dan umur sapi 3 sampai 5 tahun.

Endometritis is inflammation that occurs in the endometrial lining caused by pathogenic microorganisms. Economic losses arising from endometritis in beef cattle after calving (postparturient) is increased service per conception, infertility, long days open, decreased pregnancy rate, and increased number of cows rejected. The purpose of this study is to determine the prevalence and risk factors of endometritis, especially in beef cattle in Sleman.

Risk factors of clinical endometritis were identified through the questionnaire with direct interviews with cattle owners dan observations of cowsheds and cattle. The research was conducted by collecting secondary data of total population of female beef cattle in Sleman Regency and then sampling was carried out using a randomizer. Then the sample size was calculated so that the results showed 330 samples needed to represent the beef cattle population in Sleman Regency. The material used in the study was 330 productive female beef cattle with active reproduction status that had given birth. Data analysis was carried out using a descriptive test to describe the data resulting from the questionnaire, then the prevalence percentage (%) was calculated, and bivariate analyzed using Chi- Square ( x2) and Odds Ratio (OR) through the SPSS 25 program to determine the association between clinical endometritis and risk factor.

The results showed that the prevalence of clinical endometritis in beef cattle in Sleman was 4,8%. Bivariate analysis showed that risk factors associated with the incidence of postparturient clinical endometritis in Sleman are hard floor without bedding (OR = 4,467), hard floor with bedding (OR = 3,692), dirty cowshed condition (OR = 7,705), cows aged 3 to 5 years (OR = 0,258), uterine prolapse (OR = 9,182), and more than 3 times repeat breeding (OR = 4,006). The conclusion of this study is the prevalence of clinical endometritis in beef cattle in Sleman is 4,8%. Risk factors that affect clinical endometritis are uterine prolapse, dirty cowshed condition, hard floor without bedding, more than 3 times repeat breeding, hard floor with bedding, and cows aged 3 to 5 years.

Kata Kunci : Endometritis klinis, faktor risiko, Kabupaten Sleman, prevalensi, sapi potong

  1. S1-2023-445429-abstract.pdf  
  2. S1-2023-445429-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-445429-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-445429-title.pdf