Narrative Review: Potensi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.) sebagai Antibakteri dan Antioksidan
Bregina Barus, Dr. apt. Indah Purwantini, M.Si.
2023 | Skripsi | FARMASI
Tumbuhan ketumbar
tersedia melimpah dan mudah didapatkan di
Indoneasia. Coriandrum sativum L. (Apiaceae) atau
ketumbar banyak dimanfaatkan di Indonesia sebagai bumbu berbagai masakan.
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ketumbar memiliki beberapa
potensi dalam bidang kefarmasian. Potensi yang
akan dibahas dalam review ini adalah antibakteri dan antioksidan.
Review ini berbentuk
narrative review dengan data sekunder yang diambil dari berbagai literatur.
Literatur diperoleh dari hasil pencarian kata kunci pada database Scopus,
ScienceDirect, Wiley, dan Google Scholar. Literatur dikumpulkan,
diidentifikasi, diseleksi, dianalisis, dan di-review.
Hasil studi menunjukkan
bahwa ketumbar memiliki aktivitas antibakteri dengan mekanisme perusakan dinding sel.
Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Escherichia
coli dan Bacillus megaterium,
ketumbar memiliki aktivitas
antibakteri lebih baik dibanding adas. Pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, seledri memiliki aktivitas
yang paling tinggi. Adas memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap Pseudomonas
aeruginosa. Selain itu, ketumbar menunjukan aktivitas antioksidan dengan mekanisme
penangkapan radikal bebas dan penyeimbangan kembali elektron pada sel. Ketumbar
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi terhadap DPPH yaitu 50?n 32% terhadap radikal
galvinoksil. Efek antioksidan dari ketumbar
dapat mengurangi sampai dengan 68% radikal H2O2 dan 88% radikal
DPPH.
Coriander plants are abundant and easy to find in
Indonesia. Coriandrum sativum L. (Apiaceae) or coriander is widely used in
Indonesia as a spice for various dishes. Previous research stated that
coriander has some potential in the pharmaceutical field. The potential that
will be discussed in this review is antibacterial and antioxidant.
This review is in the form of a narrative review
with secondary data taken from various literature. Literature was obtained from
keyword search results on the Scopus, ScienceDirect, Wiley, and Google Scholar
databases. Literature is collected, identified, selected, analyzed, and
reviewed.
The results of the study showed that coriander has
antibacterial activity by destroying cell walls. Antibacterial activity test
results against Escherichia coli and Bacillus megaterium, coriander has better
antibacterial activity than fennel. In Staphylococcus aureus and Escherichia
coli bacteria, celery had the highest activity. Fennel had the highest
antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa. In addition, coriander
exhibits antioxidant activity by capturing free radicals and rebalancing
electrons in cells. Coriander has higher antioxidant activity against DPPH,
namely 50% and 32% against galvinoxyl radicals. The antioxidant effect of
coriander can reduce up to 68% H2O2 radicals and 88% DPPH
radicals.
Kata Kunci : Coriandrum sativum L., kandungan senyawa, antibakteri, antioksidan, minyak atsiri