Laporkan Masalah

Kebijakan percepatan penurunan angka kematian ibu (PP - AKI) :: Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kabupaten Wonogiri

LISTYARINI, Kurnia, Dr. Muhadjir Darwin

2003 | Tesis | Magister Administrasi Publik

Strategi yang diperkenalkan oleh pemerintah dalam penurunan AKI adalah program Gerakan Sayang Ibu (GSI). Kebijakan pemerintah ini merupakan mobilisasi potensi sumber daya yang ada guna memperbaiki kualitas wanita melalui upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian pimpinan daerah, pihak swasta dan masyarakat utamanya untuk mempercepat penurunan AKI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan GSI di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data di lakukan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam , dan diskusi terfokus. Analisis secara bertingkat, yakni terhadap kabupaten, kecamatan, dan desa yang dilakukan dengan melihat 3 aspek yaitu pelaksanaan program dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program. Hasil penelitian menemukan bahwa secara umum pelaksanaan GSI di Kabupaten Wonogiri belum berjalan dengan baik. Beberapa hal sebagai penyebabnya adalah pertama, struktur dan unsur pelaksana sangat kompleks sehingga sulit untuk mengadakan koordinasi. Kedua, proses perekrutan pejabat pelaksana lebih berdasarkan pada jabatan struktural daripada komitmen calon anggota terhadap program. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan pembagian tugas dan tanggung jawab, serta minimnya kepatuhan anggota pelaksana terhadap pencapaian tujuan program. Tiap-tiap unsur pelaksana lebih mengutamakan kepentingan dan tugas masing-masing, sehingga wujud nyata kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di masyarakat hanya sebatas slogan saja. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam pelaksanaan program ini adalah sikap negatif dari pelaksana program yang dapat di lihat dari rendahnya tingkat pengetahuan tentang program dan kurangnya pemahaman dan orientasi gender. Hal ini juga di dukung dengan intensitas komunikasi yang rendah sehingga koordinasi sulit dilakukan, keterbatasan sumber-sumber daya dan kurangnya partisipasi masyarakat.

Main strategic that introduced by government to decrease maternal mortality rate is safe motherhood program (GSI / Gerakan Sayang Ibu). This program will substantial effect to decrease maternal mortality rate in Indonesia. This policy implemented by government to mobilize resources to improve quality of mother through improvement as knowledge and awareness local government institutions or agencies, private entities and citizen to decrease maternal mortality rate. This objective of the research is to describe the implementation of safe motherhood program in Wonogiri Regency, Central Java Province. The methods of research were combination of qualitative and quantitative approach. Data gathering technique used in this study were structured interview, in depth and focused group discussion. Data were analyzed based on stratified leveled, namely: regency, sub regencies and villages. Level which include the program implementation and the factor that affect to the implementation of the program. The research found that safe motherhood program in Wonogiri Regency didn’t run effectively. There were many factors that contribute to the program didn’t achievement. Firstly, the structure of government agencies that involve in or implement in this program very complex that caused difficulties to coordinate. Secondly, recruitment of the head of the government agencies mainly depend on the structured rather than commitments the agent to support the program. This condition made the job description and its responsibilities were not clear, and the team work is not solid to achieve the program goal. Each worker more concentrate to their own interest and duties, so the program implemented by tend to lips services and not seriously implemented. Another factor that affect to the implementation of the program is negative attitude of the actor who responsible to implemented the program. It can be seen than the actor who involved to the xiii program didn’t have adequate knowledge to the program and didn’t have gender orientation perspective. Lack of communication among the agencies also caused coordination among them didn’t run effectively. Resources were very limited to support the program and lacks of participation of society also contribute to the program achievement.

Kata Kunci : Kebijakan Pemda TkII,Implementasi Program GSI


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.