Laporkan Masalah

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) pada Petugas Kebersihan di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon

Farah Giffari, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D; Marthinus Sutena, SKM., MM., M.Sc

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

INTISARI


Latar Belakang: Rumah sakit adalah tempat kerja yang berisiko tinggi karena memiliki potensi terjadinya penyakit infeksi, kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja. Selain tenaga medis, tenaga non-medis seperti petugas kebersihan juga rentan terpapar bahaya karena selalu membersihkan lingkungan rumah sakit yang merupakan tempat bersarangnya berbagai jenis kuman bakteri maupun virus yang berbahaya. Pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan menganalisis risiko yang ada, salah satunya adalah dengan metode JSA (Job Safety Analysis).

Tujuan: Mengetahui identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko pada pekerjaan petugas kebersihan di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif dan menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross- sectional untuk mengetahui tingkat bahaya dan risiko pada pekerja dengan menggunakan metode analisis risiko berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai risiko yang didapatkan dari perkalian antara consequences, probability, dan exposure yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi-kuantitatif W.T Fine untuk mengetahui tingkat risiko yang ada pada setiap tahapan pekerjaan.

Hasil: Hasil identifikasi dan penilaian risiko pada bagian membersihkan lantai dan halaman terdapat 10 tahapan kerja dan 18 potensi bahaya dengan basic risk 22,2% pada kategori priority 3; 72,2% pada kategori priority 1, dan 5,55% pada kategori very high; pada bagian membersihkan, memungut, dan mengurus sampah medis terdapat 7 tahapan kerja dan 16 potensi bahaya dengan basic risk 25% pada kategori priority 3; 6,3% pada kategori substantial; 43,7% pada kategori priority 1, dan 25% pada kategori very high; pada bagian membersihkan kamar mandi dan westafel terdapat 6 tahapan kerja dan 23 potensi bahaya dengan basic risk 4,5% pada kategori priority 3; 77,3% pada kategori priority 1, dan 18,2% pada kategori very high.

Kesimpulan: Pengendalian risiko sudah dilakukan oleh pihak RSKMC tetapi setelah dilakukan penilaian risiko, basic risk yang dihasilkan masih tinggi sehingga diperlukan pengendalian risiko lebih lanjut. Rekomendasi pengendalian risiko yang diberikan berdasarkan hirarki pengendalian yaitu substitusi, administrative control dan alat pelindung diri.


Kata Kunci: K3, petugas kebersihan, identifikasi bahaya, analisis risiko, job safety analysis


ABSTRACT



Background: Hospital is a high-risk workplace because it has a potential for infectious diseases, work accidents, and occupational diseases. In addition to medical personnel, non-medical personnel such as cleaners are also vulnerable to exposure to danger because they always clean the hospital environment which is a nesting place for various types of harmful bacteria and viruses. Prevention of work accidents and occupational diseases can be done by analyzing the existing risks, such as using Job Safety Analysis (JSA) method.

Purpose of Study: To determine the hazard identification, risk assessment, and risk control in the work of cleaners at Krakatau Medika Cilegon Hospital.

Research Methods: This study is a quantitative study that was analyzed descriptively and used an observational method with a cross-sectional approach to determine the level of danger and risk to workers using a risk analysis method based on the AS/NZS 4360:2004 standard. Risk assessment is carried out by analyzing the risk value that obtained from the multiplication of consequences, probability, and exposure which is then compared with the W.T Fine semi-quantitative risk level standard to determine the level of risk that exist at each stage of the work.

Results: Results of the identification and risk assessment in the cleaning the floor and yard were 10 stages of work and 18 potential hazards with a basic risk of 22.2% in the priority 3 category, 72.2% in the priority 1 category, and 5.55% in the very high category; in cleaning, collecting, and managing medical waste, there were 7 stages of work and 16 potential hazards with a basic risk of 25% in the priority 3 category, 6.3% in the substantial category, 43.7% in the priority 1 category, and 25% in the very high category; in cleaning of bathrooms and sinks, there were 6 stages of work and 23 potential hazards with a basic risk of 4.5% in the priority 3 category, 77.3% in the priority 1 category, and 18.2% in the very high category.

Conclusions: Risk control has been carried out by RSKMC, but after the risk assessment was carried out, the basic risk resulted is still high, therefore further risk control was needed. Risk control recommendations were given based on a hierarchy of control, namely substitution, administrative control, and personal protective equipment.


Keywords: OHS, cleaners, hazard identification, risk analysis, job safety analysis 


Kata Kunci : K3, petugas kebersihan, identifikasi bahaya, analisis risiko, job safety analysis

  1. S2-2023-448465-abstract.pdf  
  2. S2-2023-448465-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-448465-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-448465-title.pdf