Distribusi Spasial Karakteristik Keluarga Berisiko Stunting di Kabupaten Gunungkidul
Intan Azzahra, Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si.
2023 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Indonesia menempati angka prevalensi stunting tertinggi ke-2 di Asia Tenggara pada tahun 2020 dengan angka sebesar 31,8 persen. Stunting menjadi permasalahan masa pertumbuhan anak karena dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak hingga risiko terpapar penyakit degeratif yang lebih tinggi. Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor multidimensi, seperti faktor maternal dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik keluarga berisiko stunting, mengidentifikasi eksistensi perbedaan faktor risiko keluarga berisiko stunting menurut status wilayah, serta menilai kekuatan hubungan faktor risiko dengan keluarga berisiko stunting di Kabupaten Gunungkidul.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Pendataan Keluarga 2021 (PK21) terkait dengan keluarga berisiko stunting. Metode yang digunakan berupa pendekatan cross sectional terhadap faktor risiko yang menyebabkan keluarga berisiko stunting. Kemudian, identifikasi ada atau tidaknya perbedaan fakor risiko stunting dilakukan melalui uji beda non-parametrik, yaitu Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan persentase keluarga berisiko stunting dengan tingkat risiko rendah lebih besar di perkotaan, sedangkan tingkat risiko tinggi lebih besar di perdesaan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, didapatkan adanya perbedaan proporsi faktor risiko menurut status wilayah pada usia istri terlalu muda, usia istri terlalu tua, jarak kelahiran anak terlalu dekat, jumlah anak terlalu banyak, dan sumber air minum utama tidak layak, sedangkan faktor risiko kepemilikan jamban tidak layak menunjukkan tidak adanya perbedaan. Kemudian, korelasi kuat terjadi pada faktor risiko usia istri terlalu tua, korelasi cukup terdapat pada faktor risiko jumlah anak terlalu banyak dan sumber air minum utama tidak layak, sedangkan korelasi sangat lemah terjadi pada faktor risiko usia istri terlalu muda, jarak kelahiran terlalu dekat, dan kepemilikan jamban tidak layak.
Kata Kunci : Keluarga berisiko stunting, faktor risiko, status wilayah